Wamen ESDM: Subsidi BBM Seperti Menggarami Laut

Susilo yang diwawancara usai Peringatan HUT Pertambangan dan Energi ke 69 di Kementerian ESDM, Kamis (2/10), mengatakan, Kementerian ESDM sejak awal telah menyampaikan bahwa subsidi BBM harus dikurangi.  Sampai kapan pun, apabila disparitas harga antara BBM subsidi dengan harga keekonomian masih tinggi, maka penyelundupan dan penyalahgunaan masih akan tetap terjadi.

Dia mencontohkan, harga bensin Premium saat ini Rp 6.500 per liter atau terjadi subsidi Rp 5.000-6.000 per liter. Sedangkan Solar, besaran subsidinya lebih besar lagi yaitu sekitar Rp 7.000 per liter. Perbedaan harga yang besar ini telah memicu terjadinya penyalahgunaan. Oleh karenanya, disparitas harga ini harus dikurangi.

“Disparitas bisa dikurangi. Nah menguranginya itu bisa bertahap. Misalnya dikurangi Rp 1.500 atau dinaikkan Rp 3.000 per liter ya boleh saja,” tambahnya.

Dengan perbedaan harga keekonomian dengan BBM subsidi yang tidak terlalu besar, Susilo yakin para penyelundup akan berpikir ulang mengenai resiko yang harus ditanggung dengan keuntungan yang diperoleh.

“Kalau perbedaan harganya Cuma Rp 2.000 hingga Rp 3.000, dia pasti mikir,” ujar Susilo.

Jika besaran subsidi BBM bisa dikurangi, lanjut Wamen, maka infrastruktur yang dapat dibangun akan lebih banyak. Sebagai contoh, pembangunan jalur kereta api, pembelian kapal serta membangun pelabuhan udara.

Mengenai kuota BBM bersubsidi tahun 2014, menurut Wamen, jika dihitung secara business as usual, pasti tidak akan mencukupi hingga akhir tahun. Dia menyarankan agar setiap akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Minggu, tidak dilakukan penjualan BBM bersubsidi. Jika terjadi antrian pada hari sebelumnya, kata Susilo, merupakan resiko yang harus ditanggung. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.