Organisasi baru ini ditetapkan oleh Menteri ESDM Jero
Wacik. Wakil SKK Migas dipercayakan kepada Johanes Widjonarko, Deputi
Pengendalian Perencanaan Aussie B. Gautama, Deputi Pengendalian Operasi
Muliawan, Akhmad Syakhroza Deputi Pengendalian Keuangan, Gerhard Maarten
Rumeser Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis, Widhyawan Prawiraatmadja Deputi
Pengendalian Komersial, Gde Pradyana sebagai Sekretaris dan Priyo Widodo
Pengawas Internal.
Sementara 5 tenaga ahli yang dilantik adalah Inggrid Permata Lestari Tobing,
Achmad Syamsu Rizal Asir, Haposan Napitupulu, Hardiono dan Lambok Hamonangan
Hutauhuruk.
Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan, sesuai dengan Perpres No 9 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, pimpinan
lembaga ini terdiri dari kepala, wakil kepala, sekretaris pimpinan, pengawas
internal dan deputi. Sekretaris pimpinan akan berfungsi seperti sekjen di
kementerian, mengurus rumah tangga lembagas. Sementara unit pengawas internal
berfungsi sebagai irjen, bertugas mengawasi dan mengukur kinerja lembaga, agar
semua proses dan keputusan yang ditetapkan, sesuai dengan standar good
corporate governance.
Selain itu, bidang pemasaran ditingkatkan fungsinya, tak hanya mengurusi hal
terkait penjualan migas, bidang ini juga memiliki divisi yang bertugas
mengevaluasi keekonomian lapangan yang telah diproduksikan.
"Dengan demikian, pada saat suatu wilayah kerja berakhir masa kontraknya,
SKK Migas memiliki evaluasi yang lengkap tentang kinerja wilayah kerja tersebut
dan dapat memberikan masukan yang komprehensif kepada pemerintah mengenai
kelanjutan pengelolaannya," tutur Rudi.
Meski terjadi penambahan di jajaran pimpinan, menurut Rudi, sebenarnya organisasi
baru SKK Migas mengalami perampingan, utamanya di tingkat kasubdin dan kadin.
Hal ini dilakukan untuk menciptakan organisasi yang efisien.
Ke depan, tugas SKK Migas tidak mudah karena harus menyelesaikan target jangka
pendek, menengah dan panjang. Target jangka pendek adalah target produksi
menyentuh angka 1 juta barel tahun 2014. Sementara target jangka menengah
adalah pencapaian target produksi minyak tahun 2015 yang rata-rata harus
mencapai 1 juta barel.
"Pencapaian target ini dimungkinkan terlaksana apabila kita berhasil
meningkatkan kegiatan EOR dan mengawal proyek-proyek dapat dilaksanakan tepat
waktu," ujar Rudi.
Pada jangka panjang, SKK Migas dituntut meningkatkan cadangan, utamanya
cadangan minyak yang selama beberapa tahun belakangan ini mulai menurun. Oleh
karena itu, kegiatan survei dan pemboran menjadi sangat penting.
Rudi juga menyoroti pentingnya kemampuan para pejabat SKK Migas untuk memimpin
organisasi, kepekaan mengidentifikasi masalah dan memecahkan masalah dengan
baik, tepat serta kemampuan mengambil langkah antisipatif terkait tugas dan
tanggung jawabnya. Kepekaan dan kemampuan mengidentifikasi masalah perlu diasah
terus-menerus. (Tursilowulan)