“Kami
sudah melakukan tes, tapi belum tuntas. Hari ini kami pergi lagi sama-sama
untuk sampling. Dari data yang sudah masuk, sulfur, spec, semua masuk (memenuhi syarat). Kami masih mencari penyebabnya,â€Â
jelas Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo disela-sela rapat kerja
dengan Komisi VII DPR, Selasa (27/7).
Pengecekan
yang dilakukan tim pengawas yang terdiri dari Ditjen Migas, Lemigas, BPH Migas
dan Pertamina, tidak terbatas hanya di SPBU tetapi juga kilang dalam negeri dan
BBM impor.
Dari
hasil pengecekan di kilang Balongan, oktan premium mencapai 90 atau di atas
oktan yang ditetapkan pemerintah yaitu 88. Perubahan oktan menjadi lebih kecil
dari 88, papar Evita, dapat berdampak buruk atau merusak. Tapi kalau oktannya
lebih tinggi, justru berdampak bagus untuk mesin mobil.
“Saya
dapat sms dari Pak Tubagus, ada berbagai tempat yang ron-nya malah sampai 90. Saya sampaikan, premium yang dibawa dari
Balongan ke
Oleh
karena itu, dugaan sementara penyebab menurunnya mutu premium adalah tangki
SPBU yang kotor.
“Untuk
tangki SPBU itu harus ada tank cleaning.
Nah ini yang mungkin tidak dilakukan. Harus lebih sering dilakukan. Ini masih
salah satu dugaan,†katanya.
Dalam
kesempatan itu, Evita juga membantah isu yang menyebutkan penurunan mutu
premium ini memang disengaja agar pembeli beralih ke pertamax atau bahan bakar
minyak yang oktannya lebih tinggi.
“Tidak.
Itu tidak benar,†tegasnya.