“Truk-truk ini, tidak lagi murni menggunakan Solar, tetapi dicampur dengan LNG. Komposisinya, Solar 40% dan LNG 60%,†kata Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Jakarta pada acara Konvensi Nasional IV RSKKNI di Sektor Migas, Rabu (4/12).
Dengan penggunaan LNG dan Solar ini, diharapkan para pengemudi atau pengusaha dapat memperoleh keuntungan dari penggunaan bahan bakar gas karena selama ini truk-truk perkebunan dan pertambangan dilarang menggunakan BBM bersubsidi.
Selain Bontang, pemerintah berencana membuat uji coba serupa untuk truk-truk di Banten dan Surabaya.
“Kalau uji coba ini berhasil, dapat diterapkan di daerah lainnya,†tambah Edy.
Diversifikasi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas pada sektor transportasi merupakan salah satu bukti keseriusan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Penggunaan bahan bakar gas juga bermanfaat meningkatkan pengunaan energi bersih sehingga dapat mengurangi pencemaran udara, efisiensi mesin kendaraan meningkat sehingga mesin lebih awet dan bahan bakar yang aman untuk digunakan. (TW)