The APEC Oil and Gas Security Exercise


Acara yang berlangsung tanggal 22-24 Oktober 2013 ini, dibuka oleh Sesditjen Migas Heri Poernomo dan dihadiri oleh sekitar 35 peserta dari berbagai instansi terkait. Delegasi APEC dipimpin oleh President APERC Takato Ojimi serta 10 tenaga ahli dari IEA, ACE, ASCOPE, HAPUA, ERIA, IEEJ, Korea dan Jepang.


Dalam kegiatan ini, telah disiapkan 3 skenario untuk mengatasi kondisi darurat kelangkaan migas. Para peserta dari Indonesia harus bekerja sama untuk memberikan respon guna mengatasi keadaan genting ini. Sementara itu, para ahli dari APERC dan organisasi lainnya akan mengamati pelatihan tersebut serta memberikan komentar dan rekomendasi untuk meningkatkan respon. Kegiatan ini akan diakhiri dengan kunjungan ke Depo Pertamina Plumpang.


Sesditjen Migas Heri Poernomo dalam sambutannya pada acara tersebut mengemukakan, The APEC Oil and Gas Security Exercise dilaksanakan karena Indonesia menyadari kebutuhan energinya meningkat dengan pesat. Fungsi minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar, belum bisa digantikan dengan energi lainnya di dalam negeri.


“Jika tidak kita antisipasi, kebutuhan gas akan meningkat pesat dan kita bisa menjadi negara net importer migas. Itu bukan tidak mungkin karena energi alternatif di Indonesia,  pertumbuhannya masih lambat,” kata Heri.


Tanpa adanya keamanan energi, lanjut Heri, maka stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia, ASEAN, Asia dan Pasifik dapat terganggu.


The APEC Oil and Gas Security Exercise merupakan kelanjutan pertemuan Menteri Energi APEC yang diselenggarakan di St Petersburg, Rusia, tanggal 24-25 Juni 2012. Pada pertemuan tersebut, disepakati agar The Energy Working Group (EWG) dan APERC untuk bekerja sama meningkatkan respon menghadapi situasi darurat migas, termasuk latihan tanggap darurat.  


Lebih lanjut Heri mengungkapkan, keamanan energi telah menjadi perhatian serius dalam pengembangan ekonomi dan sosial di Indonesia. Sebagai anggota APEC, Indonesia tertarik untuk berpartisipasi dalam setiap usaha untuk meningkatkan keamanan energi di wilayah Asia Pasifik. Dalam pertemuan APEC yang berlangsung di Bali, awal Oktober 2013, disepakati bahwa Asia Pasifik akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sehat serta mempersiapkan keamanan energi dari guncangan kawasan lain.


Hingga saat ini, ekonomi APEC sangat penting bagi pertumbuhan dunia. Menurut IMF, ekonomi APEC akan tumbuh 6,3% pada tahun 2013 dan 6,6% pada tahun 2014 atau dua kali lebih rata-rata pertumbuhan dunia saat ini.


“Pertumbuhan ekonomi  di Asia Pasifik ini hanya akan mungkin terwujud jika kita dapat menjamin ketersediaan pasokan energi. Melalui latihan, kita harapkan dapat meningkatkan keamanan energi di masa depan di tengah meningkatnya  permintaan, situasi politik dan kompetisi,” tambah Heri.


Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomo tersebut, pemerintah akan memberikan insentif serta memungkinkan penciptaam nilai tambah produk serta mempromosikan zona ekonomi khusus. (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.