Menurut IGN Wiratmaja, JODI sangat penting bagi Indonesia karena kebijakan dulu yang banyak menggunakan minyak, akan diganti dengan gas. Produksi minyak Indonesia yang hanya 840.000 barel per hari, sementara konsumsi mencapai 1,5 juta barel per hari.
“Jadi hampir separuh kita masih impor,†tambahnya.
Sebaliknya, produksi gas Indonesia
mencapai 7.750 MMSCFD. Sebagian diantaranya diekspor karena belum mampu diserap
oleh domestik.
JODI merupakan suatu inisiatif yang dihasilkan dari forum komunikasi informal antara negara produsen dan konsumen minyak yang dijajaki diselenggarakan sejak 1991. Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan stabilitas supply-demand energi dunia, antara lain melalui transparansi informasi pasar minyak mentah dunia dalam rangka mengurangi volatilitas harga dan meningkatkan akses data energi negara produsen dan konsumen utama energi.
Keterlibatan Indonesia ke dalam JODI dimulai sejak Indonesia masih tergabung dalam OPEC dan sebagai vocal point adalah Direktorat Jenderal Migas. Pada bulan Oktober 2004, Indonesia pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan tahunan JODI di Bali. Setelah Indonesia keluar dari OPEC pada tahun 2009 peran aktif Indonesia dalam mengirimkan data melalui partner organisasi yaitu APEC dan sebagai vocal point adalah Pusdatin ESDM. Pengiriman data JODI dilakukan pada tanggal 10 di setiap bulannya.