Terminal penyimpanan yang diberi nama Vopak Terminal
Jakarta ini, berkapasitas 250.800 kiloliter dengan investasi mencapai US$ 105
juta. Terminal ini memiliki infrastruktur dua dermaga dengan kapasitas 65.000
dwt dan 8.000 dwt. Ini merupakan pembangunan tahap 1 dari 2 tahap yang
direncanakan. Total terminal penyimpanan nantinya akan berkapasitas 450.000 kiloliter.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo dalam
kesempatan tersebut mengemukakan, ijin terkait terminal ini telah tuntas pada 6
April lalu. Selain PT Pertamina, saat ini terdapat 27 badan usaha swasta yang
telah mengajukan ijin membangun terminal penyimpanan BBM.
Evita menjelaskan, pembangunan terminal ini merupakan
salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri supaya berjalan
lancar. Selama ini lantaran terbentur infrastruktur, Indonesia masih sangat tergantung
pada Singapura.
“Semoga dengan adanya terminal ini dan ada satu lagi
terminal terbesar di Banten, dapat memperlancar penyediaan BBM. Pemerintah juga
akan memantau operasional terminal agar sesuai dengan standar dan mutu yang
telah ditetapkan,†kata Evita.
Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Radjasa pada
sambutannya mengungkapkan, untuk memperkuat ketahanan pasokan BBM, Indonesia
memerlukan banyak tangki penyimpanan. Tujuannya, jika terjadi kendala seperti
terganggunya pasokan dari luar negeri, maka pasokan untuk dalam negeri tidak
akan terganggu.
“Makanya saya katakan, kita perlu yang banyak seperti ini
(tangki penyimpanan). Termasuk di Indonesia bagian Timur,†tegasnya.
Berdasarkan data Ditjen Migas tahun 2009, jumlah tangki penyimpanan BBM darat milik Pertamina dan badan usaha lain mencapai 1.577 tangki dengan total kapasitas 5,056 juta kiloliter. Dari jumlah tersebut, 57% terkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Vopak Terminal Jakarta mulai dibangun awal tahun 2008
dengan cut and fill dan dilanjutkan dengan
ground breaking dan pekerjaan
mekanikal serta elektrikal termasuk sistem proteksi pemadam kebakaran yang
dirancang dengan standar HSSE serta otomasi terpadu. PT AKR memiliki 51% proyek
ini dan 49% dimiliki Royal Vopak, perusahaan penyedia jasa penyimpanan tangki asal
Belanda yang mengkhususkan pelayanan penyimpanan dan penanganan bahan kimia
cair, gas dan produk minyak.
Turut hadir dalam acara ini, Menteri Perhubungan Freddy
Numberi, Meneg BUMN Mustafa Abubakar dan Kepala BPH Migas Tubagus Haryono.