â€ÂSetelah Pilot
project EOR di Lapangan Tanjung sudah selesai dilaksanakan yaitu sekitar 12
bulan, baru nanti di-launch project
secara keseluruhan. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, produksi
minyaknya dapat meningkat tiga hingga empat kali lipat dari produksi sekarang,â€Â
ujar Wamen.
Guna mendukung program EOR tersebut,
Pertamina EP akan membuat 48 hingga 50 sumur injeksi dan 134 sumur produksi.
Diharapkan produksinya dapat mencapai
18.000 barel per hari pada tahun 2016.
Susilo menambahkan, proses EOR yang
diterapkan ini tidak akan mengganggu lingkungan karena yang diinjeksikan
bukanlah material yang berbahaya.
â€ÂDampak buruk terhadap lingkungan, tidak ada karena yang
diinjeksikan itu, satu, garam, kedua, soda dan yang ketiga, surfactant yang
dibuat IPB. Keseluruhannya harus memenuhi kriteria lingkungan, jadi tidak ada yang
akan dialirkan ke parit-parit,†ujar Susilo.
Mengenai tingkat keberhasilan proyek EOR ini, Susilo mengatakan, tergantung
indikasi yang ditunjukkan dari hasil sumur yang sudah diinjeksikan. Saat ini
telah diinjeksikan selama delapan bulan dan berdasarkan tiga sumur pemantauan
dari 300 meter yang dinjekskan, menunjukkan peningkatan produksi.
Teknologi EOR merupakan salah satu metode pengurasan minyak tingkat lanjut
untuk mengoptimalkan produksi sebuah lapangan migas. EOR merupakan kunci
produksi minyak nasional namun mahalnya biaya penerapan EOR merupakan kendala
dalam penerapannya.
Peningkatan produksi melalui teknologi EOR dinyatakan dalam Permen No 06 Tahun
2010 tentang Peningkatan Produksi Migas dan Inpres No 2 Tahun 2012. Dalam
Permen No 6 Tahun 2010, antara lain ditetapkan bahwa KKKS memproduksikan
kembali lapangan yang pernah berproduksi, salah satunya melalui teknologi EOR.
Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi lapangan yang tidak berproduksi namun
berpotensi.
Kewajiban studi EOR juga telah dimasukkan dalam kontrak bagi hasil (PSC).
Selain upaya-upaya tersebut, Pemerintah juga mendorong keterlibatan badan
litbang atau perguruan tinggi untuk berperan dalam penelitian jenis fluida
injection, microbial, CO2 dan nitrogen.
Ada tiga macam
teknik dengan menggunakan EOR, pertama, teknik termal dengan menginjeksikan
fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak
sehingga mudah mengalir.
Kedua, menggunakan teknik chemicall yaitu dengan menginjeksikan bahan kimia
berupa surfaktan, hasilnya minyak dapat lebih mudah mengalir. Ketiga, proses
miscible yaitu dengan menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur
dengan minyak untuk lalu diproduksi.
Kontrak proyek EOR Lapangan Tanjung ditandatangani pada tahun 1989 dilanjutkan
dengan pilot project pada tahun 1990
dan mulai beroperasi penuh tahun1995. Pada saat itu diinjeksikan kedalam sumur fresh water sebesar 100.000 barel water per hari. Dan menghasilkan minyak
dalam kisaran 10.000 barel oil per hari. Saat ini EOR dengan chemical injection
mulai diterapkan Pertamina EP khususnya Lapangan Tanjung ini dengan
menginjeksikannya di salah satu sumur sebagai pilot project. (SF)