Tantangan Migas di Indonesia Timur

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Naryanto Wagimin, ketika menjadi pembicara pada acara seminar yang diselenggarakan Investor Daily di Hotel Four Season, Selasa (18/2), mengemukakan, hasil pengeboran di laut dalam yang kurang menggembirakan tersebut, perlu ditindaklanjuti dengan evaluasi lebih lanjut oleh pemerintah. Demikian pula terhadap insentif yang perlu diberikan. Ini penting agar pengembangan migas di Indonesia bagian Timur dapat terus meningkat.

Naryanto menambahkan, tantangan lain yang perlu mendapat perhatian adalah belum ditemukannya migas di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Papua Nugini.

“Kalau kita lihat, di perbatasan Papua Nugini sudah menghasilkan migas. Kenapa di sisi Indonesia kok tidak ada (migas),” katanya.

Hingga saat ini, sejumlah lapangan telah dikembangkan di Indonesia Timur seperti Lapangan Tangguh, Masela dan Donggi Senoro.

Berdasarkan data Ditjen Migas, total cekungan yang berlokasi di Indonesia bagian Timur berjumlah 39 cekungan. Cekungan yang telah beroperasi adalah Seram, Salawati, Bintuni dan Bone. Sedangkan cekungan yang telah dibor namun belum berproduksi adalah Banggai, Sula, Biak dan Timur.

Sedangkan cekungan  yang belum dieksplorasi  adalah Lombok Bali, Flores, Gorontalo, Salabangka, Halmahera Selatan, Weber Barat, Weber, Waropen, Tiukang Besi, Tanimbar, Sula Selatan, Buru, Buru Barat, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Selatan, Obi Utara, Obi Selatan, Seram Selatan dan Jayapura.

Ada juga 9 cekungan yang telah dibor namun tidak ada penemuan yaitu Akimegah, Buton, Manui, Makassar Selatan, Missol, Palung Aru, Sahul, Sawu, Waipoga dan Lairing. (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.