“Penetapan volume BBM bersubsidi sebesar 36,77 juta
kiloliter dengan pertimbangan merancang ulang (redesign) kebijakan subsidi, diantaranya dengan mengubah sistem
subsidi harga menjadi subsidi yang lebih tepat sasaran dengan mempertajam
sasaran penerima subsidi,†papar Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dalam rapat
kerja dengan Komisi VII DPR mengenai asumsi makro RAPBN 2011, kemarin siang.
Namun demikian, lanjut Darwin, apabila redesign kebijakan subsidi dan
penghematan penggunaan BBM bersubsidi tidak dapat dilaksanakan dan melihat
realisasi volume BBM bersubsidi sampai dengan semester I tahun 2010, maka
volume BBM bersubsidi untuk RAPBN 2011 dimungkinkan mencapai 42,56 juta
kiloliter.
Kepala BPH Migas Tubagus Haryono menambahkan, peningkatan
volume BBM bersubsidi disebabkan beberapa hal, antara lain karena kapal
berbendera Indonesia
diperbolehkan menggunakan BBM subsidi. Penerapan azaz cabotage yang mengharuskan pengangkutan barang dan jasa dalam
negeri menggunakan kapal Indonesia,
berdampak pada meningkatnya volume BBM bersubsidi.
Peningkatan volume BBM bersubsidi juga diakibatkan oleh
pertumbuhan penduduk sebesar 1,3% per tahun, pemekaran kota, belum adanya
pembatasan konsumsi transportasi darat termasuk kendaraan pribadi dan umum,
peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan kapal nelayan di atas 30 GT masih
menggunakan BBM subsidi.