Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Umi Asngadah, Jumat
(28/12), mengemukakan, berdasarkan data, konsumsi BBM bersubsidi tahun 2011
mencapai 41,79 juta KL, dengan perincian: Premium 25,53 juta KL, Kerosene 1,70
juta KL, Solar 14,56 juta KL. Sedangkan tahun 2012, total konsumsi BBM subsidi
diperkirakan mencapai 45,27 juta KL, terdiri dari Premium 28,34 juta KL, Kerosene
1,20 juta KL dan Solar 15,73 juta KL. Dengan membandingkan prosentase kenaikan
konsumsi tahun 2011 dan 2012, maka konsumsi BBM bersubsidi tahun 2013
diperkirakan mencapai 49,65 juta KL yaitu Premium 31,46 juta KL, Kerosene 1,20
juta KL dan Solar 16,99 juta KL.
“Dengan perkiraan konsumsi BBM subsidi sebesar 49,65 juta
KL sementara kuota BBM subsidi yang ditetapkan
DPR mencapai 46,01 juta KL, maka diperkirakan ada defisit 3,64 juta KL,â€Â
tambah Umi.
Untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi, menurut Umi, perlu melanjutkan
program pengendalian penggunaan BBM bersubsidi untuk kendaraan dinas
pemerintah, pemda, BUMN dan BUMD di daerah-daerah yang belum wajib menggunakan
BBM non subsidi. Sekadar mengingatkan,
pada tahun 2012, Pemerintah telah mewajibkan seluruh kendaraan dinas
pemerintah, pemda, BUMN dan BUMD di Jabotabek, Jawa dan Bali
serta perusahaan perkebunan dan pertambangan untuk menggunakan BBM non subsidi.
Diusulkan pula dilakukan pengendalian penggunaan BBM subsidi untuk sektor kehutanan dan transportasi laut.