Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Gedung
Migas, Jumat (7/2), mengatakan, BP Indonesia tengah melakukan survei seismik 3D untuk
mengetahui potensi migas di daerah tersebut.
“Ini baru diwacanakan pihak BP karena ada potensi yang
akan ditindaklanjuti dengan eksplorasi baru. Kalau ini berhasil, jadi Train 4,â€Â
ujar Edy.
Edy menjelaskan, proses yang harus dilalui untuk
pengembangan Tangguh Train 4 ini masih panjang. Karena itu,
dibutuhkan dukungan semua pihak, termasuk juga kestabilan negara.
â€ÂKestabilan negara itu penting. Kalau nggak, nanti nggak ada yang mau investasi,†imbuhnya.
Mengenai alokasi gas produksi Tangguh Train 4 apabila jadi dikembangkan, kata Edy, tergantung pada keekonomian lapangan. Untuk melakukan pengeboran, memerlukan biaya sekitar 50 juta per sumur. Apabila harga gas dapat diterima oleh dalam negeri, maka bisa saja produksinya 100% untuk domestik. Sementara untuk Tangguh Train 3, telah disepakati minimal 40% produksinya digunakan untuk domestik.
BP Indonesia memiliki kepemilikan saham di Tangguh sebesar
37,16%, dengan mitra MI Berau BV 16,3%, CNOOC Ltd 13,9%, Nippon Oil
Exploration (Berau), Ltd. 12,23%. Ada juga KG Berau/KG Wiriagar 10%, LNG Japan
Corporation 7,35% dan Talisman 3,06%. (Tursilowulan)