Kepala BPMIGAS R. Priyono usai menyaksikan penandatanganan
kontrak I pembangunan EPC Lapangan Banyu Biru, mengemukakan, rencananya pada
tahun 2018, sudah dapat diperoleh gas dari lapangan tersebut. Namun demikian,
BPMIGAS menantang BP Indonesia agar pelaksanaannya dapat dipercepat.
Gas dari Tangguh 3, papar Priyono, selain akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama sentra industri yang
akan dibangun di Papua, juga ekspor ke pasar Asia Pasifik
“Kita ingin pasar kita di Asia
Pasifik masih bisa kita pertahankan,†tambahnya.
Berdasarkan perhitungan,
bersamaan dengan berproduksinya gas dari Tangguh 3, Lapangan Masela pun
telah berproduksi. Oleh karena itu, pada sekitar 2018, diperkirakan pasokan gas
untuk dalam negeri dapat terpenuhi.