Taiwan Lirik Jatropha

"Taiwan tertarik untuk menginvestasi jatropha di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan kilang biodiesel di Taiwan," kata Wenent Pan, ketua Chinese International Economic Cooperation Association, Selasa.

Jatropha merupakan tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Minyak yang diekstraksi dari biji jatropha dapat digunakan untuk membuat biodiesel.

Shih-Ming Wang, peneliti pembangkit listrik tenaga biodiesel untuk Chung Yuan Christian University, berkata Indonesia merupakan lokasi ideal untuk penanaman jatropha karena tumbuhan tersebut dapat tumbuh dengan baik pada lahan marginal maupun lahan subur.

Indonesia memiliki relatif banyak lahan yang dapat digunakan dan cocok dengan kondisi iklim untuk jatropha katanya. "Indonesia juga dapat menyediakan banyak pekerja yang dibutuhkan untuk produksi perkebunan,” tambah Shih-Ming Wang.

Pembiakan jatropha membutuhkan tenaga kerja yang intensif/padat karya, yang menjelaskan mengapa pemerintah mendukung perkembangannya sebagai tanaman energi untuk mensuplai feedstock untuk biodiesel sebagai bagian dari strategi pengembangan pedesaan. Jatropha juga tidak berkompetisi dengan rantai makanan atau manfaat lain, tidak seperti CPO.

Alasan lain untuk berinvestasi pada jatropha di Indonesia adalah relatif rendahnya biaya lokal untuk memproduksi and membeli biji jatropha.

Menurut Marthias Dawi, ketua Koperasi Bioenergi Nasional, harga lokal biji jatropha sekitar about Rp 1,000 per kilogram. Menurutnya, koperasi berkeinginan untuk membantu usaha warga Taiwan  untuk mendapatkan biji jatropha dari petani dengan biaya pelayanan yang rendah.

"Koperasi hanya mengenakan biaya 5 persen dari margin nilai penjualan biji jatropha,” katanya.

Pratomo Waluyo, direktur kerjasama bilateral dan multilateral, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berkata investasi jatropha dapat menjadi proyek baru bagi investor Taiwan.

Sejauh ini, Taiwan telah berinvestasi pada industri kertas, manufaktur, dan tekstil. Antara 1990 dan akhir Februari lalu, realisasi investasi kumulatif total Taiwan di Indonesia telah mencapai US$3.89 miliar. Tahun lalu, nilai dari jual-beli bilateral total (dua arah) mencapai $10.8 miliar.

Taiwan telah lama mengembangkan proyek green energy sehubungan dengan sumber energinya yang sedikit. Sekitar 99 persen kebutuhan energinya dipenuhi dari impor, memaksa Negara tersebut untuk mengeksplorasi pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan. Pada tahun 2007, hanya 0,4 persen dari konsumsi energinya  didapat dari green energy.

Pemerintah Taiwan telah menyetujui NT$45 miliar investasi untuk studi dan industri energi terbarukan  untuk jangka waktu 5 tahun mendatang.

Pemerintah Taiwan baru-baru ini membuat komitmen untuk meningkatkan bagian dari energi terbarukan dalam kapasitas pemasangan pembangkit listrik hingga 10 persen pada 2010, dan paling tidak 12 persen pada tahun 2020.
Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.