Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Saleh Abdurrahman, dalam diskusi CEO Media Conference di Bengkulu, Jumat (7/2), menyatakan, impor BBM tersebut sebagian besar berasal dari Singapura. Ketergantungan terhadap impor BBM ini, kata Saleh, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan energi nasional. Oleh karena itu, impor harus dikurangi.
“Impor Premium yang saat ini mencapai 63% diperkirakan akan terus meningkat seiring terus tumbuhnya kebutuhan dan pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 72% untuk Premium dan 35% untuk Solar,†imbuh Saleh.
Untuk mengurangi impor BBM, pemerintah melakukan pelbagai kebijakan, antara lain Program Konversi BBM ke LPG, subsitusi dengan biodiesel dan penggunaan bahan bakar non BBM untuk pembangkit listrik. Selain itu, pembangunan transportasi massa seperti MRT. (SF)