Strategi Peningkatan Produksi dan Cadangan Migas, Pemerintah Pacu Optimalisasi Sumur, Lelang WK hingga Peluang CCS/CCUS

Berita



Jakarta,
Pemerintah berkomitmen penuh untuk menjaga dan meningkatkan keberlangsungan produksi minyak dan gas bumi (Migas) nasional, antara lain melalui optimalisasi lapangan eksisting dan pengembangan cadangan baru. Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman dalam sambutannya secara daring pada acara Bisnis Indonesia Forum bertema "Mengawal Keberlanjutan Produksi Migas Nasional" pada Kamis (9/10).

Laode menekankan bahwa prioritas utama Pemerintah adalah peningkatan lifting migas. "Amanah pertama dari Pak Menteri pada saat saya dilantik itu juga adalah bagaimana menjaga keberlangsungan produksi migas bahkan top priority-nya itu langsung disebutkan adalah lifting yang harus meningkat," pungkas Laode.


Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya tengah dilakukan oleh Pemerintah. Di sisi produksi, strategi Pemerintah antara lain mencakup optimalisasi sumur melalui teknologi seperti Enhanced Oil Recovery (EOR), Modified EOR (MEOR), dan fracturing. Selain itu, Pemerintah juga sedang menggalakkan kerja sama untuk peningkatan sumur-sumur tua, sumur-sumur idle, bahkan juga dengan sumur masyarakat.

Laode menambahkan bahwa peningkatan produksi juga harus diimbangi dengan penguatan cadangan. "Di sisi lain, kita juga sudah memproses lelang 75 Wilayah Kerja (WK). Ini tujuannya adalah untuk melakukan penguatan dari sisi cadangan,” tambahnya.

Menurut Laode, cadangan sangat krusial agar produksi dapat berkelanjutan dan target lifting yang diharapkan yaitu mencapai 900.000 hingga 1 juta barel per hari dapat tercapai di masa mendatang. "Oleh karena itu kita harus mulai dari sekarang ini hari ini saat ini, sehingga ke depan dalam waktu 4-5 tahun kita sudah akan dapatkan hasilnya," tegas Laode.

Selain upaya di sektor hulu Migas, Pemerintah juga terus mendorong peluang investasi untuk teknologi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau CCS/CCUS.


Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno pada kesempatan yang sama juga menyebutkan bahwa CCS/CCUS (Carbon Capture and Storage/Utilization and Storage) merupakan "license to invest" bagi investor tertentu.

"Hari ini Indonesia adalah negara dengan storage capacity keempat terbesar di dunia, hal ini menjadikannya peluang besar bagi negara-negara dengan emisi karbon besar untuk memanfaatkan Indonesia sebagai tempat penyimpanan. Jadi saya percaya 2029-2030 kita akan memiliki kegiatan CCUS yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pendapat negara yang baru,” papar Eddy. (KDB)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo Jl. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 12910
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2025. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.