SSRV Untuk Sumbagut Dalam Persiapan


Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso dalam rapat kerja dengan anggota DPD di gedung DPR-MPR, Selasa (17/7), menjelaskan, penggunaan SSRV lebih ekonomis karena biaya sewa kapal tersebut relatif murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas.
Persiapan operasionalnya juga hanya membutuhkan waktu sekitar 9 bulan sampai 1 tahun. Sedangkan jika menggunakan LNG terminal, membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.

 

”Berdasarkan hitung-hitungan, biaya angkut dengan menggunakan SSRV hanya sekitar 70 sen dolar AS per MMBTU,” kata Luluk.

 

SSRV merupakan terobosan untuk mengatasi defisit gas di Sumbagut. Berdasarkan Neraca Gas Indonesia (NGI), defisit gas di kawasan itu tidak akan teratasi jika tidak ada terobosan.

 

Pada rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPD Erman Gusman dan dihadiri juga oleh wakil dari Ditjen LPE Departemen ESDM, Pemda Sumut dan PT PLN, anggota DPD antara lain mengeluhkan kurangnya koordinasi antara PLN, PGN dan Pertamina, sehingga semakin menyulitkan masyarakat dan dunia usaha untuk memperoleh listrik dan gas.

 

Mereka juga mempertanyakan komitmen pemerintah menyelesaikan krisis tersebut. Sejumlah investor telah mengancam akan hengkang jika masalah ini tidak segera diselesaikan. (Copyright by Ditjen Migas).

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.