"Dari sisi teknis,
kita harus punya perhitungan kembali ICP dan produksi. Dari sisi
pengeluaran, tentunya kita melihat bagaimana tren orang mengkonsumsi BBM,"
ujar Dirjen Migas A. Edy Hermantoro, Senin (6/5) di Hotel Gran Melia.
Dipaparkan Edy, peningkatan konsumi Solar yang mencapai 8% dan Premium 10%,
selama beberapa bulan terakhir, membuat Pemerintah akan mengajukan revisi kuota
BBM bersubsidi tahun 2013. Namun besaran volumenya, masih belum diputuskan.
Demikian pula ICP yang pada APBN-2013 dipatok sebesar US$ 100 per barel,
kemungkinan akan diusulkan menjadi US$ 110. Meski harga minyak dunia
menunjukkan penurunan, lanjut Edy, namun pemerintah masih akan mempertimbangkan
tren ke depan.
Terkait dengan alpha BBM bersubsidi,
PT Pertamina meminta agar dinaikkan. Hal ini juga menjadi pertimbangan
pemerintah karena terkait dengan pelayanan kepada masyarakat.
"Jangan sampai pelayanan kepada masyarakat berkurang. Kita nggak mau
juga," kata Edy.
Mengenai waktu penyampaian RAPBN-P 2013 ini, belum dapat ditentukan
karena DPR masih dalam masa reses hingga 13 Mei mendatang. (TW)