RAPBN-P 2012: Produksi 930.000, ICP US$ 105 per Barel

Hal itu disampaikan Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Senin (12/3).

Dalam kesempatan tersebut, pemerintah juga mengusulkan subsidi LGV sebesar Rp 1.500 per liter dan alpha BBM subsidi dengan asumsi ICP US$ 105 per barel menjadi sebesar Rp 641,94 per liter.

Sementara untuk volume LPG 3 kg, tidak mengalami perubahan yaitu  3,61 juta ton.  Tambahan subsidi untuk biodiesel juta tetap Rp 3.000 per liter dan bioethanol Rp 3.500 per liter.  Volume BBM subsidi  tetap 40 juta kiloliter (KL) yaitu premium 24,41 juta KL, kerosene 1,70 juta KL dan solar 13,89 juta KL.

Perubahan ICP ini, papar Evita, didasarkan perkembangan harga minyak Indonesia dan minyak utama dunia, mulai Maret 2011 hingga Maret 2012 yang terus meningkat.  ICP Maret 2012 sampai dengan tanggal 9 Maret, mencapai US$ 127,65 per barel dan ICP rata-rata Desember 2011 hingga Maret 2012 sebesar US$ 119,1 per barel.

Mengenai prognosa harga minyak Indonesia 2012, pemerintah melakukan asumsi  berdasarkan referensi proyeksi internasional, antara lain Short Term Energy Outlook EIA US-DOE   per 6 Maret 2012 yang memperkirakan harga minyak WTI berkisar antara US$ 80-140 per barel dan pooling Reuters pada 27 Februari 2012 di mana harga WTI Crude antara US$ 80-112,50 per barel dan Brent antara US$ 90-120 per barel. Selain itu Centre for Global Energy Studies tanggal 20 Februari 2012 yang menyatakan harga minyak Brent akan berkisar antara US$ 105,4-123,2 per barel.

“Demikian yang menjadi acuan kami pada saat pengusulan ICP. Walaupun di ICP APBN hanya US$ 90 per barel, kami mengusulkan untuk APBN-P 2012 sebesar US$ 105 per barel,” ujar Evita.

Untuk menekan besaran subsidi, pemerintah mengusulkan kenaikan harga jual eceran premium dan solar Rp 1.500 per liter.

Sedangkan mengenai produksi minyak bumi tahun 2012, Kepala BPMIGAS R. Priyono menjelaskan, berdasarkan APBN 2012, lifting minyak ditargetkan sebesar 950.000 barel per hari dan gas 7915 miliat BTU per hari (BBTUD).

Priyono mengakui, pencapaian tersebut tidak mudah dipenuhi secara optimal karena berdasarkan perhitungan teknis yang dilakukan BPMIGAS, produksi minyak hanya sebesar 930.000 barel per hari.

“Perhitungan tersebut berdasarkan optimalisasi usulan KKKS yang sebenarnya hanya 891.000 barel per hari,” tambahnya.

Untuk mencapai target tersebut, BPMIGAS telah meminta KKKS untuk meningkatkan produksinya. Selain itu, BPMIGAS juga berusaha mencari penambahan produksi dari proyek-proyek baru. Namun sebagian besar dari penambahan tersebut berupa gas.

Hingga Maret 2012, produksi minyak mencapai 890.000 barel per hari. Untuk bulan-bulan selanjutnya, akan ada peningkatan produksi minyak, namun masih tetap di bawah target APBN.

Produksi sejumlah KKKS yang masih di bawah target, juga menjadi salah satu penyebab penurunan produksi. BPMIGAS telah melayangkan teguran terhadap 31 KKKS tersebut, terutama 3 KKKS besar yaitu Total E&P Indonesia, PT Pertamina dan PHE West Madura Offshore.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.