Presiden Direktur PT Pertamina Gas Hendra Jaya, menyatakan, proyek ini dibangun untuk menghidupkan industri yang ada di Aceh yang sempat tidak optimal produksinya karena kurangnnya pasokan gas. Proyek Arun yang akan segera melakukan komisioning (uji coba) pada bulan Oktober akan menghidupkan Zona Industri Lhokseumawe dan sekitarnya (ZILS). “Jadi kehadiran Proyek Arun ini pastilah bermanfaat bagi masyarakat Aceh,†tegasnya dalam siaran pers.
Sejumlah industri yang kini kurang maksimal produksinya seperti Pupuk Iskandar Muda, Asean Aceh Ferilizer (AAF), Kertas Karf Aceh (KKA) dan Humpus Aromatik, akan bisa bangkit, karena Proyek Arun itu akan memasok gas dari hasil kilang Arun. Bahkan Kota Loksemawe dan Aceh Utara juga terbuka untuk mengembangkan kawasan industri baru di luar Migas, karena Kilang Arun ingin menyediakan gas untuk menggerakkan industri dimaksud.
Ditambahkan Hendra, pihaknya terbuka untuk mendiskusikan dengan stakeholders di Aceh bagaimana mengoptimalkan Proyek Arun ini untuk mendorong perekonomian di Aceh. Pertagas sebagai induk PT Perta Arun Gas, menginginkan adanya partisipasi publik dalam mengoptimalkan proyek Arun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Proyek regasifikasi Arun ini terintegrasi dengan pipanisasi Arun-Belawan sepanjang 350 Km dengan kapasitas 400 MMSCFD. Selain Aceh, Kilang Arun itu nantinya juga akan memasok gas bagi Medan, Sumatera Utara. Sampai kini kemajuan proyek mencapai 95%, sehingga dipastikan bulan Oktober akan onstream untuk uji coba.
Kilang Arun ini akan menjamin ketersediaan pasokan gas di Aceh secara berkelanjutan, karena LNG yang diregasifikasi bisa didatangkan dari berbagai sumber. “Jadi stakeholder di Aceh tak perlu khawatir. Kami akan berusaha maksimal untuk industri di Aceh,†tegas Hendra. (TW)