Hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri BUMN Sofyan Djalil, Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso, Dirut PT Pertamina (Persero) Arie Soemarno, pimpinan Komisi VII DPR, Gubernur Bali, perwakilan masyarakat Bali dan perguruan tinggi.
“Selain untuk sosialisasi kepada masyarakat, (bahan bakar) ini juga dapat digunakan anggota delegasi selama masa Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) COP 13 di Bali yang akan diselenggarakan bulan depan,” kata Purnomo.
Pada kesempatan itu, Presiden juga meresmikan desa wisata energi di Nusa Penida, Bali. Pengembangan desa wisata ini, sebagian besar menggunakan dana APBN 2007.
Dalam pembangunan desa wisata energi tersebut, Departemen ESDM antara lain berperan dalam pembangunan PLTP Bayu sebanyak 7 unit, pembuatan sumur air bor di dua lokasi yaitu Desa Suwana dan Kutampi serta perkebunan jarak, mulai dari penanaman dan pembibitan pohon jarak hingga mesin pengolah biji jarak menjadi bahan bakar nabati.
Biopertamax merupakan bahan bakar kendaraan bermotor, hasil pencampuran 97% pertamax dan 3% etanol murni yang ramah lingkungan. Biopertamax dapat digunakan pada semua jenis kendaraan bermesin dan memiliki keunggulan dibanding energi lain, antara lain RON 92, hemat bahan bakar, ramah lingkungan, emisi gas buangnya lebih baik, pembakaran lebih sempurna dan tidak perlu modifikasi mesin. Di Bali, biopertamax dijual seharga Rp 6.800 (non subsidi).
Biosolar merupakan bahan bakar kendaraan bermotor, hasil pencampuran 98,5% solar dan 2,5% Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Keunggulan produk ini, antara kaun cetane number minimal 51, kandungan sulfurnya lebih sedikit, emisi gas buangnya lebih baik, ramah lingkungan, memperpanjang umur mesin serta bersifat biodegradable. Biosolar dijual seharga solar Rp 4.300.