Harga minyak bulan ini juga diperkuat oleh eskalasi suhu
politik di Nigeria
yang dapat mengganggu kesepakatan gencatan senjata antara pemerintah dengan
gerilyawan MEND, sehingga berdampak negatif terhadap kelancaran suplai minyak
mentah.
Selain itu, pencalonan kembali Ben Bernarke sebagai
Gubernur Bank Sentral AS, mengakibatkan berkurangnya ketidakpastian pasar saham
dan valas dalam hubungannya dengan pemulihan perekonomian AS.
Sementara faktor yang dapat memperlemah harga minyak
adalah usulan PresidenAS
untuk membatasi aktivitas sektor perbankan dalam pasar minyak mentah berjangka
(oil futures) dan kebijakan uang
ketat pemerintah China,
antara lain melalui peningkatan suku bunga berpotensi memperlambat laju
pertumbuhan ekonomi.
Terus menurunnya tingkat kepatuhan anggota OPEC terhadap
kesepakatan pengurangan produksi minyak mentah menjadi 58% dari sebelumnya 60%.
Ini terlihat dari peningkatan produksi sebesar 24,845 juta barel per hari.
Menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap euro dan beberapa
mata uang utama lainnya, dapat memperlemah harga minyak Februari.