Dalam surat yang ditujukan kepada Dirut PT Pertamina itu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, sesuai arahan Presiden RI, Pertamina diminta menyusun feasibility study (FS) rencana pengelolaan lapangan gas Natuna D-Alpha. Dalam melakukan ini, Pertamina dapat memilih mitra kerja yang mempunyai teknologi, pendanaan dan pengalaman beroperasi di lepas pantai. Dalam feasibility study itu juga memuat kesanggupan Pertmina untuk mengelola wilayah kerja tersebut.
Mengenai term and condition pengelolaan wilayah kerja Natuna D-Alpha, lanjut Purnomo, Pertamina dapat mulai membahas dengan Ditjen Migas dan BPMIGAS.
Sementara itu, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, kemarin, Wakil Dirut Pertamina Iin Arifin Takhyan sebagaimana dikutip detik.com mengungkapkan, Pertamina akan membentuk tim khusus untuk mengevaluasi proyek Natuna sekaligus memilih mitra kerja untuk mengembangkan wilayah kerja tersebut.
Untuk memilih mitra kerja ini, Pertamina akan melakukan beauty contest. Hampir seluruh perusahaan minyak kelas kakap telah mengajukan diri untuk bermitra dengan Pertamina, antara lain ExxonMobil, Statoil, Petronas dan Shell.
Pencarian mitra ini sangat penting mengingat untuk mengembangkan Natuna membutuhkan biaya tinggi. Menurut Iin, untuk pengembangan 1 miliar kubik per hari dibutuhkan biaya US$ 25 miliar dengan pipa dijual ke negara tetangga.