Pertamina Belum Serahkan Proposal Natuna D-Alpha

“Proposal Pertamina belum masuk, saya belum terima,” kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro usai acara MoU Badan Geologi Departemen ESDM dengan Pemerintah AS mengenai kerja sama teknik pengembangan pemantauan gunung api di wilayah Sulawesi Uatra, Jumat (14/3), di Auditorium ESDM.

 

Meski demikian, lanjut Purnomo, pemerintah akan bersikap menunggu, mengingat proyek ini terbilang cukup besar dan terbesar di dunia.

 

“Karena Natuna ini proyeknya cukup besar dan terbesar di dunia, sebaiknya menunggu Presiden dan nanti akan disampaikan langsung oleh Pertamina,’ tambahnya.

 

Untuk mengembangkan Blok Natuna, Pertamina akan lead dan diperkenankan mencari mitra kerja yang kredibel. Pada rapat kabinet beberapa waktu lalu, perusahaan pelat merah itu menyampaikan perlunya teknologi dan pendanaan. Selain itu disampaikan juga bahwa mereka belum pernah mengoperasikan lapangan laut dalam (offshore).

 

“Apakah itu mengindikasikan Pertamina harus kerja sama dengan yang lain, harus kita lihat,” ujar Purnomo.

 

Sejauh ini, sejumlah perusahaan minyak dari negara tetangga seperti Petronas dan PTT Thailand, telah menyatakan minatnya turut mengelola Natuna D-Alpha. Cina dan Jepang juga ikut berminat. 

 

Dengan keberadaan Pertamina sebagai lead, proposal itu diperlukan pemerintah untuk mengetahui rencana kerja yang akan dilakukannya.

 

“Kalau kamu sekarang diberi otoritas untuk kembangkan Natuna, apa yang akan dilakukan?” tanya Purnomo.

 

Pengembangan Natuna diperkirakan memakan biaya sekitar US$ 52 miliar. Meski terbilang cukup mahal, namun Pertamina optimis bisa ditutupi dari harga jual gas yang semakin meningkat.

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.