Faktor lain yang dapat memperkuat harga minyak adalah
musim dingin yang diperkirakan datang lebih awal di wilayah Northeast dan
Midwest Amerika Serikat dan masih terganggunya pengapalan minyak mentah Kirkuk
sebesar 2,35 juta barel per hari akibat sabotase jalur pipa Kirkuk-Ceyhan yang
dilakukan kelompok pemberontak di Irak serta GDP Amerika Serikat yang mengalami
pertumbuhan sebesar 3,5% memberikan sinyal bahwa Amerika Serikat telah
meninggalkan fase terburuk dari resesi.
Sedangkan hal-hal yang memperlemah harga minyak adalah
peningkatan produksi minyak mentah OPEC terutama Nigeria, Angola dan Venezuela,
akibat turunnya tingkat kepatuhan anggota OPEC untuk mengurangi produksi. Tingkat
kepatuhan turun menjadi 62% dari sebelumnya sebesar 66% pada bulan Agustus
2009.
Selain itu, meningkatnya produksi minyak mentah Nigeria
sehubungan meningkatnya produksi minyak Nigeria sehubungan dengan gencatan
senjata pada akhir Oktober 2009 hingga waktu yang tidak ditentukan, antara
pemerintah Nigeria dengan milisi Movement
for the Emancipation of the Niger Delta (MEND) dan menurunnya tingkat
pengoperasian kilang minyak dunia akibat rendahnya marjin kilang, rendahnya
permintaan produk minyak serta dimulainya masa pemeliharaan berkala kilang
minyak sebelum beralih memproduksi heating
oil untuk persediaan musim dingin.