Penghematan BBM dan Konversi ke BBG Dapat Terlaksana Dalam 2 Tahun

Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini usai membuka acara Monitoring dan Evaluasi Penghematan Energi dan Air Tanah di Kementerian ESDM, Jumat (15/6), mengemukakan, efisiensi penggunaan energi tidak bisa dilakukan petugas, aparat atau sesuatu yang sifatnya konstitusional, tetapi perorangan karena yang perlu diubah adalah cara mengelola dan menggunakan energi dan air. Sebagai contoh, untuk kantor pemerintahan, upaya yang dapat dilakukan adalah menaikkan suhu AC dari 18 derajat menjadi 24-25 derajat. Selain itu, menggunakan lampu dan air secukupnya.

Untuk penggunaan BBM non subsidi bagi kendaraan dinas pemerintah, BUMN dan BUMD yang telah dilakukan saat ini, lanjutnya, pada tahap selanjutnya akan melibatkan perusahaan swasta. Penghematan akan semakin besar jika converter kit untuk konversi BBM ke bahan bakar gas telah tersedia. Gas untuk kebijakan ini, juga telah disediakan.

”Karena ini adalah sebuah kegiatan jangka pendek, kita harapkan dalam waktu 2 tahun ini, baik penghematan maupun konversi dapat terlaksana,” katanya.

Jangka menengah dan jangka panjang

Untuk jangka menengah, kebijakan yang harus dilakukan adalah konversi dari minyak ke bahan bakar gas untuk kegiatan industri dan listrik. Kebijakan ini, menurut Rudi, dapat dilakukan dalam waktu 3-5 tahun karena gas telah tersedia di Kalimantan, Natuna dan kawasan lainnya. Tinggal untuk mengangkutnya, diperlukan infrastruktur.

“Kita  perlu LNG carrier, alat pemampat gas jadi CNG atau LNG, perlu receiving fasilities. Kalau itu dikerjakan bersamaan dengan pemasangan pipa-pipa di Jawa termasuk sampai ke industri, maka solusi jangka menengah di mana menggunakan gas untuk menggantikan BBM dan listrik bisa terjadi dalam menengah. Efeknya akan cukup signifikan,” katanya.

Diversifikasi energi merupakan program jangka panjang ESDM. Sudah saatnya penggunaan energi migas yang hingga saat ini masih mencapai 65% harus diturunkan, dan digeser pada divesifikasi energi lain. Indonesia harus melakukan diversifikasi energi dari minyak dan gas, karena cadangan minyak Indonesia hanya 0,3% dari cadangan dunia dan cadangan gas hanya 1,2% dari cadangan dunia. Sementara itu, Indonesia memiliki panas bumi yang mencapai 40% dari cadangan dunia, batubara dan biofuel.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.