Menurut Deputi Umum BPMIGAS, J.
Widjonarko, pengadaan tahun-tahun mendatang akan makin meningkat mengingat
adanya mega proyek andalan, seperti proyek Banyu Urip di Blok Cepu, Indonesia
Deep Water di Selat Makassar, pengembangan lapangan gas Abadi di Blok Masela,
hingga proyek gas Natuna Timur.
“Masing-masing proyek bernilai
lebih dari US$ 2 miliar, bahkan ada yang belasan miliar dolar,†kata Widjonarko
saat membuka Rapat Kerja Forum Pengadaan Barang dan Jasa di Bandung,
sebagaimana dikutip dari website BPMIGAS.
Dia
mengingatkan, pengadaan barang dan jasa merupakan titik paling ujung dalam
proses pembelanjaan anggaran kegiatan hulu migas, sekaligus sebagai milestone dapat dimulainya eksekusi
sebuah proyek.
“Sangat
menentukan ketepatan waktu penyelesaian proyek karena dua per tiga biaya
operasional dibelanjakan melalui fungsi pengadaan,†katanya.
Widjonarko
berharap adanya percepatan proses rantai pengadaan dengan tetap mengacu paada
koridor yang berlaku, sembari meningkatkan pemberdayaan kapasitas nasional.
Oleh karena itu, dia meminta fungsi pengadaan melakukan langkah-langkah
strategis untuk mencapai target blue
print tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 91% pada tahun 2025.
“Tahun ini kami targetkan komitmen TKDN sebesar
65%,†katanya. Dia mengakui, terjadi penurunan pencapaian komitmen TKDN dari
63,4% pada 2010 menjadi 60,6% di tahun 2011. Penurunan tersebut antara lain
disebabkan perubahan tata cara perhitungan TKDN dari price basis menjadi cost
basis.