Penerimaan migas itu terdiri dari PPh migas Rp 58,9
triliun (106% dari target APBN-P 55,38 triliun), PNBP SDA migas Rp
152,05 triliun (100,2% dari target APBN-P Rp 151,78 triliun) dan PNBP
lainnya Rp 8 triliun (101% dari target APBN-P Rp 7,9 triliun).
Untuk penawaran wilayah kerja migas 2010, lanjutnya, telah ditandatangani 21 KKS migas dari 43 wilayah kerja (WK) migas yang ditawarkan, 4 KKS migas perpanjangan dan 2 KKS CBM. Total komitmen eksplorasi dan investasi sebesar US$ 265,34 juta dan signature bonus sebesar US$ 37,8 juta.
"Keterbatasan partisipasi investor disebabkan kurangnya data, terutama data WK offshore, dari wilayah kerja yang ditawarkan," kata Darwin.
Mengenai realisasi produksi minyak yang mencapai 945.000 barel per hari atau 98% dari target APBN-P sebesar 965.000 barel per hari, disebabkan terjadinya unplanned shutdown seperti kebocoran pipa gas untuk CPI, kebakaran anjungan Kodeco dan Kangean. Selain itu, permasalahan subsurface, kegagalan pengambilan minyak dari beberapa off-taker dan perpanjangan planned shutdown.
"Realisasi lifting minyak bumi mencapai 954.000 barel per hari atau 99% dari target APBN-P 965.000 barel per hari," paparnya lagi.
Sementara itu mengenai
konsumsi BBM bersubsidi, realisasinya diperkirakan mencapai 38,38 juta
kiloliter atau 105% dari target APBN-P sebesar 36,5 juta kiloliter.
Peningkatan realisasi konsumsi disebabkan meningkatnya pertumbuhan
penjualan kendaraan bermotor. Namun meski volumenya meningkat,
penambahan BBM bersubsidi ini tidak melebihi alokasi subsidi yang
ditetapkan sebesar Rp 88,89 triliun.