Kenaikan penerimaan ini, jelas Menteri ESDM Purnomo
Yusgiantoro pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu
(28/11), antara lain disebabkan oleh melonjaknya harga minyak mentah
dunia.
Hingga kuartal III atau 31
Oktober 2007, realisasi penerimaan sektor ESDM mencapai Rp 136,367
triliun atau sekitar 63,80% dari target APBN 2007, atau 74,80% dari
target APBN-P.
Sementara mengenai
penyerapan anggaran Departemen ESDM, hingga kuartal III 2007 mencapai
Rp 3,906 triliun atau 60,49% dari pagu sebesar Rp 6,458 triliun.
"Hingga akhir 2007, penyerapan anggaran diperkirakan mencapai 90%," kata Purnomo.
Rendahnya penyerapan ini,
antara lain disebabkan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP, baru
dapat dicairkan atau digunakan apabila telah terpenuhinya setoran PNBP
dalam jumlah tertentu atau baru bisa digunakan Meret 2007.
Selain itu, pada anggaran
Departemen ESDM, komposisi belanja modal lebih dominan yaitu 61,81%
atau Rp 3,992 triliun, di mana hampir seluruhnya menggunakan proses
lelang sehingga pelaksanaan pada awal kuartal III baru 52%. Biasanya
pada akhir tahun anggaran akan terealisasi sesuai rencana.
Terakhir, kebijakan
pemotongan 70% belanja perjalanan tidak mengikat, mengakibatkan
terhentinya penyerapan anggaran pada kegiatan-kegiatan yang ditunjang
oleh belanja perjalanan tidak mengikat tersebut dan proses revisi
membutuhkan waktu lama.