Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan,
wilayah kerja CBM yang ditawarkan itu terdiri dari 2 wilayah kerja CBM di
Sumatera dan 2 wilayah kerja CBM di Kalimantan.
Pada 20 kontrak kerja sama CBM yang telah ditandatangani
sebelumnya, ditawarkan melalui studi bersama (joint study) karena keterbatasan pemerintah dalam menyediakan data.
“Kontrak-kontrak sebelumnya melalui joint study karena pemerintah belum siap. Untuk tahun 2010, akan
kita mulai dengan reguler tender,†kata Evita, seraya menambahkan penawaran
wilayah kerja akan dilakukan pada Maret mendatang.
CBM adalah gas alam dengan
dominan gas metana dan disertai sedikit hidrokarbon lainnya dan gas
non-hidrokarbon dalam batu bara hasil dari beberapa proses kimia dan fisika.
CBM sama seperti gas alam konvensional yang kita kenal saat ini, namun
perbedaannya adalah CBM berasosiasi dengan batu bara sebagai source rock
dan reservoir-nya. Sedangkan gas alam yang kita kenal, walaupun sebagian
ada yang bersumber dari batu bara, diproduksikan dari reservoir pasir,
gamping maupun rekahan batuan beku. Hal lain yang membedakan keduanya adalah
cara penambangannya dimana reservoir CBM harus direkayasa terlebih
dahulu sebelum gasnya dapat diproduksikan.
Potensi CBM Indonesia cukup
besar yaitu 453,3 TCF yang tersebar pada 11 cekungan hydrocarbon. Dari
sumber daya tersebut, cadangan CBM sebesar 112,47 TCF merupakan cadangan
terbukti dan 57,60 TCF merupakan cadangan potensial.