Pemerintah Siapkan Roadmap Jargas 2015-2019

"Intinya kita ingin pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga lebih ditingkatkan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas M. Hidayat di SPBG Lebak Bulus, Jumat (7/3) siang.


Hidayat menjelaskan, pengembangan gas bumi untuk rumah tangga merupakan upaya meningkatkan sumber daya lokal demi mencapai ketahanan energi. Upaya ini juga untuk mengurangi ketergantungan impor LPG yang jumlahnya cukup besar. Setiap tahunnya, kebutuhan LPG Indonesia mencapai 4,5 juga ton. Sedangkan hasil produksi kilang dalam negeri hanya 2,5 juta ton. Ini berarti hampir 50% kebutuhan LPG harus diimpor.


"Kalau ke depan penduduk pasti naik, kebutuhan meningkat. Nah kalau kapasitas produksi tidak meningkat, maka ketergantungan terhadap impor LPG akan semakin besar," kata Hidayat.


Pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga dilakukan oleh pemerintah karena secara ekonomis kurang menarik bagi swasta. Namun demikian, apabila jaringan gas yang dibangun cukup besar, maka keuntungan yang diperoleh cukup besar. Oleh karena itu, Hidayat meminta agar pihak swasta mau mengembangkan jaringan gas bumi yang telah dibangun pemerintah.


Untuk tahun 2013, pemerintah telah membangun jaringan gas di Blora, Subang, Oan Ilir dan Sorong yang masing-masing lokasi sekitar 4.000 sambungan rumah tangga. Di tiap kota tersebut, investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 40 miliar. Pembangunan jaringan gas bumi hanya dapat dilakukan di daerah yang memiliki pipa distribusi gas bumi. Untuk itu, diperlukan juga peningkatan pembangunan infrastruktur gas bumi. (TW) 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.