Setelah seismik,
baru dilakukan eksplorasi untuk memastikan ada tidaknya tight gas, kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Hendra Fadly
di Gedung Migas, Senin (3/2).
Hendra menjelaskan,
secara teori, potensi tight gas di
Indonesia cukup besar. Namun untuk membuktikan perkiraan tersebut, harus
dilakukan seismik dan eksplorasi. Tight
gas diperkirakan berada di Kalimantan Timur, Jawa, Sumatera Selatan dan
Sumatera Utara.
Tight gas merupakan gas alam konvensional yang terperangkap pada batuan pasir yang ketat serta
berpotensi dikembangkan dengan pola fracturing
lapisan batuannya. Proses fracturing
tight gas, mirip dengan shale
gas.
Negara yang telah mengembangkan tight
gas adalah Amerika Serikat dan Kanada. (TW)