Pemerintah Ingin Papua Jadi Sentra Industri Berbasis Gas

"Presiden meminta agar dipelajari bagaimana menjadikan Lapangan Tangguh ini petrokimia kompleks, bukan hanya ekspor gas alam cair (LNG) supaya ada nilai tambahnya lebih tinggi lagi. Yang ada sekarang sudah cukup untuk LNG, selebihnya jadi pabrik pupuk, petrokimia atau industri lain yang mungkin," kata Wapres Jusuf Kalla ketika meninjau kompleks pengolahan gas alam cair Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, kemarin.

Jusuf Kalla memberi waktu 3 bulan kepada Ditjen Migas dan BPMIGAS untuk melakukan studi terkait cadangan gas yang tersedia dan jenis industri yang bisa dikembangkan di Papua.

"Nanti pengembangannya bisa dilakukan oleh pemerintah, BUMN atau swasta," ujarnya.

Wapres mengatakan, potensi gas yang besar di wilayah Papua harus dikembangkan agar bisa lebih maju. Provinsi Papua memiliki luas wilayah daratan 41,8 juta hektar dan luas lautan 228.000 km2.

Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo mengatakan, proyek gas alam Tangguh cukup lengkap untuk memproses gas alam cair dan kondensat. Namun, seluruh gas yang diolah dari dua unit kilang dengan kapasitas 7,2 ton yang akan beroperasi komersial mulai Mei 2009, sudah habis terkontrak untuk jangka waktu 24 tahun.

Evita mengatakan, ada rencana untuk mengembangkan unit kilang ketiga yang bisa didedikasikan untuk keperluan gas domestik.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.