“Kita upayakan tidak ada cap (pembatasan). Tapi (kita)
ingin mereka realistis komponen mana yang layak masuk cost recovery,†kata Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh yang akan
berkomunikasi lebih lanjut mengenai hal ini dengan DPR.
Darwin mengatakan, pembatasan cost recovery telah menimbulkan
kekhawatiran bagi investor. Dirinya juga telah menanyakan tentang pembatasan cost recovery ke Menteri Keuangan dan
diperoleh jawaban bahwa tidak ada pembatasan (cap), namun harus realistis.
“Saya sudah tanya Menkeu, tidakada cap (pembatasan). Esensinya, cost recovery harus realistis,â€Â
tegasnya.
Ditambahkannya, temuan BPK beberapa waktu lalu membuat
Departemen ESDM harus lebih cermat lagi memilah item-item yang dapat dimasukkan
ke dalam cost recovery. Rumusan cost recovery ini tidak bersifat retroaktif
ke belakang, melainkan berlaku ke depan.
Sebagaimana diketahui, Departemen ESDM tengah menyusun RPP
tentang Cost Recovery yang saat ini telah memasuki tahap harmonisasi dengan
Departemen Keuangan.Penyusunan aturan
ini tak urung membuat investor bersikap ‘wait
and see’ untuk menanamkan uangnya dalam bisnis hulu migas. Ini terlihat
dari sepinya peminat terhadap penawaran wilayah kerja migas yang ditawarkan
pada tahun 2009.
Menurut Darwin, selain disebabkan belum rampungnya RPP
tentang Cost Recovery, penurunan investasi hulu migas 2009 juga disebabkan
krisis ekonomi dunia yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara-negara di
dunia. Meski demikian Darwin
optimis, investasi tahun depan akan kembali meningkat seiring membaiknya
perekonomian dunia.