Pemerintah Bangun 110 SPBG di 2012


Dari jumlah tersebut, menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo, 19 diantaranya berlokasi di DKI Jakarta.

"Saat ini di DKI sudah ada 10 SPBG dan jumlahnya akan bertambah menjadi 19 pada bulan Februari," katanya.

Gas untuk SPBG-SPBG tersebut akan dipasok dari sumber gas di Pulau Jawa.  Namun demikian, pemerintah tetap berharap agar para pengusaha hilir seperti trader, dapat turut serta menyediakan gas untuk transportasi.

Untuk 1 tahun, kebutuhan gas  untuk transportasi diperkirakan sekitar 32 MMSCFD. Lantaran program ini baru akan dimulai pada 1 April, pasokan yang diperlukan  diperkirakan  3/4 dari total kebutuhan tersebut atau sekitar 24 MMSCFD hingga akhir 2012.

Pada tahap awal, konversi BBM ke BBG akan dilakukan di Jabodetabek yang infrastrukturnya telah siap. Selanjutnya, sekitar bulan Juni 2012, program ini akan dilakukan di Surabaya.

Terkait program konversi ini, Evita kembali menegaskan, dengan tersedianya BBG untuk transportasi, memberikan pilihan bagi masyarakat pemilik kendaraan roda empat bahwa tidak harus beralih menggunakan BBM non subsidi, tetapi juga dapat menggunakan BBG jenis LGV atau CNG yang harganya lebih murah.

"Jangan lupa, kita mengganti premium, tidak harus menjadi LGV atau CNG. Ini hanya memberikan opsi saja, yang tadinya memakai premium, bisa pindah ke BBM non subsidi atau ke gas," jelas Evita.

Khusus  LGV (Vi-Gas), pemerintah berencana akan memberikan subsidi sebesar Rp 1.000 per liter setara premium (lsp). Harga keekonomian LGV Rp 6.600 per lsp, dengan diberikan subsidi maka harganya menjadi Rp 5.000. Rencana pemberian subsidi ini akan diajukan ke DPR pada bulan ini.

Sementara CNG, harganya akan diubah dari Rp 3.100 per lsp menjadi Rp 4.100 per lsp.
Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.