Pengalokasian LNG untuk FSRU ini,
papar Wacik dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Rabu (6/2) petang,
menunjukkan keberpihakan Pemerintah terhadap kepentingan dalam negeri.
"Kepentingan domestik tetap nomor satu. Jadi kalau tadinya gas diekspor
saja, sekarang ada untuk kepentingan dalam negeri," katanya.
Menurut Wacik, dalam surat
tersebut, jatah alokasi LNG akan dipasok ke terminal mulai 2013 hingga 2025.
Keempat terminal tersebut adalah fasilitas penyimpanan dan regasifikasi
terapung (FSRU) Jakarta yang dioperasikan PT Nusantara Regas (NR), Terminal
Arun di Aceh yang akan dibangun PT Pertamina, FSRU Jateng yang akan dibangun
Pertamina dan FSRU Banten yang akan dibangun perusahaan swasta.
Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro dalam kesempatan yang sama,
menambahkan, FSRU Jakarta akan memperoleh alokasi LNG sebesar 27 kargo
per tahun mulai 2013 hingga 2025. Selanjutnya, terminal Arun akan memperoleh 8
kargo pada 2015 dan 16 kargo per tahun antara 2016-2025.
Sementara, alokasi FSRU Jateng adalah 8 kargo pada 2015, tahun 2016-2018
sebanyak 16 kargo per tahun, 2019-2022 sebanyak 22 kargo per tahun, 16 kargo
pada 2023, 8 kargo pada 2024 dan tahun 2025 sebanyak 8 kargo.
Sedangkan FSRU Banten dengan alokasi 6 kargo pada 2015, tahun 2016-2022
sebanyak 16 kargo per tahun dan 8 kargo pada 2023.
Sumber pasokan LNG berasal dari Kilang Tangguh, Papua Barat yang sebelumnya
diekspor ke Sempra, AS dengan volume 20 kargo per tahun yang sudah dialokasikan
sejak 2012. Selain itu, Kilang Tangguh Train 3 yang akan mulai
berproduksi tahun 2018.
Pasokan LNG juga berasal dari Blok Mahakam yang seluruh kelebihan
kargonya sebanyak 16 akan diperuntukkan ke dalam negeri.
Sumber pasokan lainnya adalah Lapangan Jangkrik dan North East Jangkrik yang
dioperasikan ENI Indonesia dengan perincian, pada tahun 2016 sebanyak 14 kargo,
2017-2022 sebesar 18 kargo per tahun, 7 kargo pada 2023 dan 2024-2025
sebanyak 4 kargo per tahun.
Terakhir, dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikembangkan
Chevron Indonesia Company dengan rincian 2017-2019 sebanyak 50 kargo per tahun,
tahun 2020-2021 sebanyak 30 kargo, 2022 sebanyak 16 kargo dan 10 kargo pada
2023.
Sementara itu mengenai FSRU Lampung, Pemerintah belum mengalokasikannya dalam surat Menteri ESDM ke SKK Migas tersebut karena merupakan
pindahan dari Belawan, Medan.
Meski demikian, Pemerintah akan mengalokasikan 10 kargo mulai 2015. (Tursilowulan)