Pembangunan Kilang Butuh Waktu 5-7 Tahun

Pembangunan kilang yang dibiayai APBN tersebut, menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo, memakan biaya sekitar Rp 90 triliun. Dalam pembangunannya, Pemerintah bekerja sama dengan PT Pertamina. Rencananya, kilang akan dibangun di Sumatera.

Dia memaparkan, untuk membangun kilang, ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi yaitu modal dan pasokan crude oil yang berkesinambungan. Lantaran selama ini keinginan Indonesia untuk memiliki kilang dengan bekerja sama dengan investor asing sulit direalisasikan meski sejumlah insentif telah diberikan, maka Pemerintah berkeinginan membangun sendiri kilang minyaknya.

“Nah uangnya ini yang kita usahakan sendiri. Sedangkan suplai crude belum, masih kita cari,” katanya.

Evita memperkirakan, studi untuk membangun kilang membutuhkan waktu sekitar 1-2 tahun. Sedangkan untuk pembangunan fisiknya, diperlukan waktu 3-4 tahun.

Pemerintah terakhir membangun kilang pada 1994 yaitu kilang Balongan. Hingga saat ini ada dua perusahaan migas asing yang berniat membangun kilang di Indonesia, Saudi Aramco dan Kuwait Petroleoum Company. Sayangnya dua perusahaan ini tak jelas lantaran tidak ada titik temu dalam hal insentif.

Kebutuhan BBM dalam negeri saat ini sekitar 33% dipenuhi dari impor. Dengan meningkatnya kebutuhan BBM setiap tahunnya, ketergantungan Indonesia terhadap impor akan semakin besar. Penyediaan kilang baru sangat penting untuk menjaga ketahanan energi atau meningkatkan kehandalan penyediaan BBM dalam negeri.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.