â€ÂDaerah bisa koordinasi dengan
Kementerian ESDM. Sampaikan keinginannya (untuk dibangun jaringan gas). Pemda
juga harus mendukungan perijinan. Kalau nggak, kan susah,†kata Direktur
Pembinaan Usaha Hilir Migas Umi Asngadah, di Bontang, pekan lalu.
Menurut Umi, tanpa adanya
dukungan perijinan dari Pemda, maka pembangunan jaringan gas tidak akan
berjalan lancar. Padahal, pembangunan jaringan harus selesai dalam waktu 1
tahun atau paling lambat tanggal 31 Desember pada tahun tersebut.
Dukungan lain yang dibutuhkan
adalah adanya pasokan gas. Setelah dukungan perijinan dan pasokan gas
diperoleh, maka Pemerintah kemudian akan menjajaki kemungkinan pembangunannya.
Jika dari hasil identifikasi tersebut jaringan gas dapat dibangun, maka
pembangunan dapat dilaksanakan. Sebaliknya jika tidak memungkinkan, maka
jaringan gas akan dialihkan ke kota lainnya. Sebagai contoh, Pemerintah tidak
dapat membangun jaringan gas di Samarinda karena sumber gasnya terlalu jauh. Sementara
di Lampung dan Semarang, ketiadaan pasokan gas membuat kota itu tidak dapat
dibangun jaringan gas.
Untuk tahun ini, Pemerintah akan membangun jaringan gas di Sorong, Subang, Ogan Ilir dan Blora, dengan biaya sekitar Rp 250 miliar. Diharapkan pada awal tahun depan, gas sudah dapat dinikmati masyarakat.
Terkait rencana pembangunan itu, saat ini Pemerintah tengah menyiapkan proses lelang pembangunan konstruksinya. Diharapkan dalam 2 bulan ke depan, pembangunan sudah dapat dilaksanakan..
Pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga dilakukan dalam rangka implementasi program diversifikasi energi dan upaya pengurangan subsidi BBM. Jaringan gas bumi ini dilakukan di beberapa kota atau kabupaten yang memiliki sumber gas atau dekat dengan pipa gas bumi.
Pembangunan jaringan gas
pipa telah dilaksanakan sejak 2009 dengan jumlah masyarakat penerima sebanyak
57.000 kepala keluarga yaitu di Palembang (3.311 sambungan rumah), Surabaya
(2.900 SR), Sidoarjo (8.647 SR), Depok (4.000 SR), Tarakan (3.666 SR), Bekasi
(4.628 SR), Bontang (3.960), Sengkang (4.172 SR), Rusun Jabodetabek (5.234 SR),
Prabumulih (4.650 SR), Jambi (4.000 SR), Bogor (4.000 SR) dan Cirebon (4.000
SR). (Tursilowulan)