
Bekasi, Pemerintah terus mendorong program diversifikasi energi dan penyediaan akses energi bersih yang terjangkau bagi masyarakat, salah satunya melalui pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jaringan Gas Bumi (Jargas) untuk Rumah Tangga. Dalam rangka persiapan pelaksanaan dan identifikasi potensi tantangan proyek pembangunan Jargas untuk Rumah Tangga, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) menyelenggarakan Kick of Meeting Project Management Office (PMO) Pembangunan Infrastruktur Jargas untuk Rumah Tangga TA 2025 bersama para Tim PMO PEM Akamigas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jargas untuk Rumah Tangga di Fourpoints Hotel Bekasi, Kamis (6/11).
Plt. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Agung Kuswardono dalam sambutannya saat pembukaan Kick of Meeting tersebut menyampaikan bahwa tahun 2025 ini, Direktorat kita mengelola berbagai program pembangunan infrastruktur yang krusial di seluruh Indonesia. Salah satu program yang akan menjadi fokus kita pada kick-off meeting hari ini adalah Pembangunan Jargas untuk Rumah Tangga yang akan didukung oleh tim PMO.
“Peran PMO di sini sangat krusial, menjadi pusat konsolidasi laporan, memantau progres, serta menyediakan data yang akurat dan terstruktur. “Kami tidak hanya butuh laporan "progres sekian persen", tapi kami butuh analisis tajam terkait risiko—Ancaman, Hambatan, Gangguan, dan Tantangan (AHGT)—beserta rekomendasi tindak lanjutnya,” pungkas Agung.
Untuk pembangunan proyek Jargas ini, Ditjen Migas dihadapkan pada beberapa tantangan, salah satunya yaitu mengawal 5 (lima) paket pekerjaan konstruksi dengan total sebanyak 115.264 sambungan rumah yang berjalan paralel di 15 Kabupaten/Kota yang lokasinya tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Kompleksitas skala geografis dan koordinasi multi-pihak pada 5 paket inilah yang menuntut adanya suatu fungsi pengawasan terpusat yang memerlukan bantuan PMO dari PEM Akamigas.
“Nah ini yang menjadi tantangan yang harus kita jawab bersama, terutama dari PEM Akamigas ini. Tolong nanti pada saat Bapak-Bapak membantu tim PPK, jadi ini sifatnya Bapak ini membantu PPK, PPK dan tim, ada tim berdukung, menjadi bagian dari tim itu. Ini tolong nanti dipastikan, dari kontraktor, maupun dari konsultan pengawas, semuanya jalan Pak, supaya nanti ini lancar semuanya,” jelas Agung.
Agung menambahkan bahwa peran PMO di sini sangat krusial, menjadi pusat konsolidasi laporan, memantau progres, serta menyediakan data yang akurat dan terstruktur. “Kami tidak hanya butuh laporan "progres sekian persen", tapi kami butuh analisis tajam terkait risiko—Ancaman, Hambatan, Gangguan, dan Tantangan (AHGT)—beserta rekomendasi tindak lanjutnya,” pungkas Agung.
Ketua Tim Pelaksana Swakelola Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan PMO Pembangunan Infrastruktur Migas Dr. Annasit dalam kesempatan yang sama mengucapkan terima kasih pada Ditjen Migas, khususnya dari Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, yang telah memberikan kepercayaan kepada PEM Akamigas untuk melaksanakan kegiatan ini.
“Jadi, kegiatan ini bagi PEM Akamigas tentunya merupakan pengalaman pertama, sehingga nanti kami mohon dukungan dari Bapak-Ibu semua agar kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik dan lancar. Terkait rencana proyek pembangunan Jargas ini di lima titik atau lima paket, yang kalau kita lihat dari peta ini tersebar di beberapa pulau dan beberapa wilayah ya tentunya dari sini kita bisa melihat kompleksitas pelaksanaan kegiatan ini. Sehingga nanti disini tentu membutuhkan dukungan, terutama dari sisi dokumentasi, verifikasi, dan mungkin nanti pelaporan agar semua kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan juga akuntabel,” papar Annasit.
Tugas utama PMO dalam proyek Jargas ini antara lain pertama mengawal proses validasi lapangan, memastikan pengukuran ulang jalur pipa berjalan, dan mengumpulkan temuan-temuan dari 5 paket proyek. Kedua menganalisis dampak, setiap potensi perubahan jalur pipa atau deviasi dari DEDC awal harus segera dianalisis dampaknya terhadap volume material, RAB, dan jadwal pelaksanaan agar di akhir Desember nanti kita punya gambaran jelas atas potensi risiko ini. Ketiga, memastikan Target Material on Site (MOS), pengawalan pengadaan material kritis tetap menjadi prioritas utama.
“Nah untuk Tim Internal saya, para PPK, saya minta perhatian penuh dari 5 (lima) PPK Paket Jargas. Keberhasilan PMO ini sangat bergantung pada dukungan PPK. PMO tidak bisa bekerja jika data terhambat,” papar Agung.
Agung berharap Kick-off meeting ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menyamakan persepsi, menyepakati alur kerja, dan mengidentifikasi potensi tantangan ke depan secara terbuka demi kesuksesan pembangunan proyek Jargas tahun 2025-2026. (KDB)