Jakarta, Dalam rangka peningkatan literasi dan pengembangan wawasan pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) serta seluruh unit Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lainnya, Ditjen Migas kembali menyelenggarakan kegiatan KOPI SENJA (Kelompok Berbagi Semangat dan Pembelajaran) bertema Implementasi Keselamatan Proses (Process Safety) pada Kegiatan Usaha Migas bersama Lead Process Safety HSE Medco E&P Peddy Citra Nesa di Kantor Ditjen Migas, Gedung Ibnu Soetowo Jakarta, Rabu (16/7).
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Noor Arifin Muhammad dalam sambutannya ketika membuka Kopi Senja kali ini memaparkan bahwa industri migas ini merupakan industri ekstraktif yang di dalamnya itu kalau teman-teman semua lihat, jurnal tentang kegiatan operasi migas itu ramai.
“Artinya apa, artinya bahwa di dalam operasi migas yang dibentuk dari ketepatan dan kedisiplinan itu tetap saja ada unsur-unsur scientific. Sains dan biologi yang untuk pendalamannya itu dipertanggungjawabkan di dalam media ilmiah. Sehingga saya berharap dengan adanya Pak Peddy sebagai Narasumber disini teman-teman dapat menambah wawasan, belajar bersama dari pengalaman dan pengetahuan Pak Peddy selama bekerja di industri migas,” pungkas Noor.
Process safety merupakan aspek krusial bagi industri migas yang memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi, sehingga harus ditunjang dengan process safety atau proses keselamatan yang sangat baik.
“Saya membuka process safety, ya boleh dikatakan kita berangkat dari insiden. Tapi pelajaran insiden itu adalah pelajaran yang paling mahal ya. Pelajaran yang paling mahal karena kadang orang baru bisa merasakan penting ketika sudah kehilangan. Nah ini yang sebenarnya, insiden ini kita sampaikan tujuannya lebih untuk membuka wawasan kita bersama,” jelas Peddy saat memulai paparannya.
Process safety adalah pencegahan dan pengendalian peristiwa yang berpotensi melepaskan bahan berbahaya (Loss of Primary Containment/ LOPC) atau energi yang dapat menyebabkan efek toksik, kebakaran, atau ledakan dan pada akhirnya dapat mengakibatkan peristiwa bencana, cedera serius atau kematian, kerusakan properti, kerugian produksi, dan dampak lingkungan.
“Lalu apa bedanya process safety dengan personal safety? Bedanya antara process safety dengan personal safety, jadi kalau kita bicara process safety tadi pasti konsekuensi yang kita hadapi itu adalah tinggi, pasti tinggi. Maka itu bicaranya adalah bahaya-bahaya yang bisa digunakan seperti fire atau kebakaran, keracunan, apalagi environmental polusi, minyak di lautan yang luas. Tapi kalau kita bicara personal safety, yang kita bicarakan adalah terhadap personil. Kematian individu dalam artian, bisa kejatuhan barang, sleep, itu secara umum ya, keracunan, itu yang secara umum untuk personal safety. Dua-duanya sangat penting di dalam dunia safety. Dua-duanya itu adalah hal yang perlu kita perhatikan,” papar Peddy.
Process Safety Fundamentals (PSFs) diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan proses, menciptakan diskusi dalam aktivitas operasional, dan meningkatkan kewaspadaan pada situasi yang berpotensi menyebabkan process safety event.
Industri migas merupakan kegiatan usaha yang memiliki risiko tinggi sehingga dalam penyelenggaraannya kegiatan usaha migas bukan semata mengejar nilai ekonomi, namun juga harus berwawasan lingkungan dan memperhatikan aspek keselamatan. Sehingga implementasi keselamatan proses atau process safety pada kegiatan usaha migas sangat penting.
Noor berharap melalui kegiatan Kopi Senja kali ini, pegawai Kementerian ESDM yang hadir bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait pentingnya aspek keselamatan serta implementasinya pada kegiatan usaha migas. (KDB)