Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, mengatakan, setelah menggelontorkan BBM bersubsidi hingga 30% di atas rata-rata penyaluran harian dan juga optimalisasi penyaluran BBM non subsidi, berangsur-angsur masyarakat mulai tenang sehingga hampir semua SPBU kini beroperasi normal tanpa antrean. Menurut dia, jika pun antrian masih ada, lebih didominasi oleh sepeda motor dan masih dalam batas wajar.
“Berdasarkan pantauan kemajuan proses normalisasi sampai hari ini, sudah 95% SPBU bebas dari antrian panjang. Selebihnya masih ada antrian, tetapi masih dalam batas wajar. Umumnya antrian itu terdiri dari konsumen pemilik sepeda motor,†ungkap Ali.
Pertamina, lanjutnya, masih menyalurkan BBM di atas normal untuk memastikan tidak adanya antrian panjang di SPBU. Kepada masyarakat, Ali mengharapkan agar membeli BBM sesuai kebutuhan yang wajar. “Konsumen diharapkan membeli BBM sesuai kebutuhan karena Pertamina menjamin ketersediaan BBM, baik bersubsidi maupun non subsidi,†pungkasnya.
Terkait terjadinya antrian di SPBU ini, Rabu (27/8), Menteri ESDM Jero Wacik didampingi Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro dan Ketua Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SPBU 31.10202 Jl Abdul Muis dan SPBU 34.10205 di Cideng Timur, Jakarta Pusat. Dalam sidaknya, Menteri ESDM mendapati beberapa mobil mewah yang membeli BBM bersubsidi.
Terjadinya antrian pembelian BBM bersubsidi ini merupakan dampak pengurangan pasokan sebagai tindak lanjut penurunan kuota BBM bersubsidi oleh DPR dari 48 juta KL menjadi 46 juta KL. Sejak tanggal 1 Agustus 2014, pemerintah melakukan pengendalian penggunaan BBM bersubsidi agar dapat mencukupi hingga akhir tahun. (TW)