Negosiasi harga Tangguh Terus Dilakukan

“Permintaan perbaikan harga, saya kira tidak boleh ditutup atau dihentikan,” kata Purnomo, kemarin.

Dalam kontrak jangka panjang dengan Fujian, China, harga LNG Tangguh dapat di-review tiap 4 tahun. Meski demikian, upaya negosiasi dapat tetap dilakukan.

Sedangkan untuk ekspor ke Korea Selatan yaitu POSCO dan K-Power, keduanya telah mengirimkan surat kesediaan untuk melakukan review harga setiap saat. Ini pun beresiko karena jika harga LNG dunia turun, maka Indonesia harus bersedia menurunkannya.

“Kalau kita konsekuen dengan yang ada di kontrak, ya kita lakukan (menurunkan harga),” ujar Purnomo.

Kirim perdana

Pengiriman perdana LNG Tangguh ke POSCO, Korea Selatan, sebanyak 1 kargo telah dilakukan Senin (6/7) pukul 6 pagi waktu Papua. Ekspor pertama ini menandakan mulai beroperasinya proyek Tangguh dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun sejak mendapat ijin resmi dari Pemerintah Indonesia pada Maret 2005.

Ekspor LNG ini terlambat dari jadwal karena masalah teknis. Sebelumnya, pengiriman dijadwalkan dapat dilakukan Sabtu (4/7) malam.

“Kelambatan ini semata-mata karena kehati-hatian saja karena semuanya masih baru,” kata Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo.

Pengiriman perdana dilakukan ke POSCO lantaran terminal LNG di Fujian, China, belum siap. Sedangkan untuk pengiriman berikut, Evita belum mengetahui apakah akan dikirim ke Korea Selatan lagi atau tempat lainnya seperti Fujian dan Sempra.

Kepala BPMIGAS R. Priyono mengatakan, pengiriman perdana LNG Tangguh ini merupakan salah satu momentum penting bagi sejarah usaha hulu migas nasional. Sebagai sentra LNG Indonesia yang ketiga, Priyono mengharapkan pengiriman kargo pertama ini diharapkan akan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen LNG di dunia, di samping juga sebagai salah satu sumber penambahan penerimaan negara.

“Proyek Tangguh ini nantinya diharapkan akan menjadi cikal bakal pengembangan industri strategis di wilayah Indonesia Timur,” kata Priyono.

Tangguh terdiri dari enam lapangan gas dari kontrak kerja sama Wiriagar, Berau dan Muturi di daerah Bintuni, Papua Barat. Gas yang diproduksi dari dua anjungan lepas pantai tak berawak disalurkan melalui pipa sepanjang 22 kilometer ke dua kilang pencair gas, masing-masing dengan kapasitas produksi LNG 3.8 juta ton per tahun. Train 1 memulai produksi LNG untuk kargo pertama ini pada pertengahan Juni sementara Train 2 diharapkan mulai beroperasi pada kuartal ini juga.

Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia, dengan saham 37.16%, kontraktor kepada Badan Pengelola Minyak dan Gas (BPMIGAS). Mitra lain dalam proyek tersebut adalah MI Berau B.V. (16.3%), CNOOC Ltd. (13.9%), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. (12.23%), KG Berau/KG Wiriagar (10%), LNG Japan Corporation (7.35%) and Talisman (3.06%).

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.