Pengendalian BBM bersubsidi
ini, dilakukan tanpa mengubah peraturan perundang-undangan yang ada, melainkan
memperkuat tugas dan fungsi BPH Migas dan PT Pertamina sebagai pelaksana PSO
BBM subsidi.
Demikian benang merah sambutan
dan pengarahan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dalam acara Sosialisasi
Pengendalian BBM Bersubsidi dengan Kapolsek se-Jabodetabek di Kementerian ESDM,
Kamis (31/3).
Ia mengungkapkan, pengendalian
BBM bersubsidi ini merupakan amanah UU No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi dan UU No 10 tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2011. Dalam aturan tersebut telah ditetapkan, kuota BBM bersubsidi tahun
2011 sebesar 38,5 juta KL. Jika tidak dikendalikan, maka volumenya bisa
mencapai 42 juta KL.
â€ÂUU sudah menetapkan kuota BBM
bersubsidi sebesar 38,5 juta KL.
Ironinya, setiap tahun ada kecenderungan bertambah. Tahun lalu, (kuota)
itu bertambah sekitar 1,6 juta KL. Tahun ini, kalau tidak dikendalikan dengan
amanah UU, mungkin bisa bertambah menjadi 42 juta KL,†katanya.
Darwin menuturkan, jika volume
BBM bersubsidi di atas kuota yang telah ditetapkan, akan berpengaruh pada
besaran subsidi yang harus ditanggung negara. Di sisi lain, sebanyak 19-20 juta
atau sekitar 33% kepala keluarga di Indonesia yang terutama tinggal di
Indonesia bagian Timur, belum menikmati listrik. Ditargetkan pada 2015, jumlah
daerah di Indonesia yang terlistriki dapat meningkat menjadi 80%. Oleh karena
itu, volume BBM bersubsidi perlu dikendalikan agar dapat digunakan untuk
investasi listrik yang mahal.
Terkait hal tersebut, ia mengajak
semua pihak termasuk aparat keamanan dapat bersinergi untuk meningkatkan
pengawasan penggunaan BBM bersubsidi.
Dalam kesempatan yang sama,
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo menambahkan, pengendalian
dilakukan BPH Migas yang bekerja sama dengan PT Pertamina dengan cara membagi
kuota per daerah. Jika kuota sudah habis, maka konsumen diarahkan membeli
pertamax.
â€ÂPengendaliannya per daerah,
kerja sama dengan Pertamina. Nanti Pertamina ngaturnya gimana, terserah,†katanya.
Mengenai adanya kekhawatiran
terjadinya kelangkaan BBM, Evita mengatakan, dalam pengendalian BBM bersubsidi
ini, pemerintah telah mempertimbangkan ketersediaan pertamax di SPBU-SPBU.
â€ÂSemua itu kan sudah dipertimbangkan,
nggak sembarangan,†tegasnya.