â€ÂOpsi yang melarang semua
mobil pelat hitam membeli BBM subsidi, tentu lebih besar penghematannya dan
pelaksanaannya lebih mungkin (mudah),†katanya usai membuka acara Forum
Komunikasi Keselamatan Migas di Hotel Kartika Chandra, Rabu(24/11).
Sebagaimana diketahui, Menko
Perekonomian Hatta Radjasa kemarin mengemukakan, ada 2 opsi penghematan BBM
bersubsidi yang masih membutuhkan pertimbangan DPR yaitu pertama, semua
mobilpelat hitam dilarang menggunakan
BBM subsidi. Kedua, semua mobil pelat hitam dengan tahun pembuatan tahun 2005
ke atas dilarang menggunakan BBM subsidi.
Mengenai waktu pelaksanaan
yang rencananya akan dilakukan mulai 1 Januari 2011, menurut Darwin, pemerintah
bersemangat melakukan hal ini. Namun demikian, tentunya harus dibicarakan
dengan DPR terlebih dahulu.
Ditambahkan Darwin, kebijakan
penghematan BBM bersubsidi harus dilakukan untuk menghemat uang negara serta
mempertajam sasaran yaitu hanya pihak-pihak yang berhak saja yang dapat menikmati
BBM bersubsidi.
â€ÂIngat lho, kita harus berani
melangkah, mulai melangkah. Apakah akan sempurna? Belum tentu. Tapi kita
(harus) mulai melangkah. Kalau tidak, akan terlalu besar dampak BBM bersubsidi
(terhadap keuangan negara) kalau (volumenya) meningkat. Kalau meningkat 10%
saja, itu sudah Rp 10 triliun. Itu ekivalen dgn berapa sekolah?,†paparnya.
Dirjen Migas Kementerian ESDM
Evita H. Legowo menambahkan, jika seluruh mobil pelat hitam dilarang membeli
BBM bersubsidi, maka dapat menghemat BBM sebesar 11 juta kiloliter. Sementara
jika opsi hanya mobil dengan tahun pembuatan 2005 ke atas yang dilarang, maka
penghematan dapat mencapai 8 juta kiloliter.
Mengenai pelaksanaan di
lapangan, lanjutnya, pemerintah telah memiliki beberapa skenario, tergantung
opsi yang nantinya disetujui DPR.
Untuk tahap awal, penghematan
BBM bersubsidi ini akan dilakukan di kota besar. Namun kota mana yang dipilih,
Evita menolak menjelaskan. Meski demikian ia menjelaskan, Pulau Jawa dan Bali
merupakan daerah yang paling banyak menggunakan BBM bersubsidi yaitu sekitar
60% dari total kuota.
â€ÂKita masih belum memutuskan
yang mana (daerah), tapi kemungkinan kota besar. Kita harus tahu, Jawa-Bali
menggunakan 60% BBM,†tegasnya.
Dua opsi penghematan BBM
bersubsidi yang akan diajukan pemerintah ke DPR merupakan hasil studi
Universitas Indonesia dan Lemigas Kementerian ESDM. Studi yang dilakukan UI
dititikberatkan pada aspek kemampuan masyarakat, sementara Lemigas Kementerian
ESDM dari aspek teknis.
Untuk tahun 2010, telah
ditetapkan kuota BBM bersubsidi sebesar 36,5 juta kiloliter. Namun jumlah ini
ternyata tidak mencukupi hingga akhir tahun, sehingga pemerintah menambah lagi
volume BBM bersubsidi sekitar 1,8 juta kiloliter.