“Sudah saya putuskan, saya tandatangani tadi pagi.
Keputusan ini tentang persetujuan pengiriman gas bumi dari Lapangan Gajah Baru
ke Singapura dan penggantinya dari Sumatera ke Jawa Barat. Jadi dalam
kemigasan, ini istilahnya swap. Swap ini, menukar suplai untuk ke
Singapura dengan ke Jawa,†kata Jero Wacik dalam jumpa pers pertamanya di
Kementerian ESDM.
Dengan telah disetujuinya pengiriman gas ini, maka
pemerintah akan terhindar dari kewajiban pembayaran penalti sebesar US$ 560.000
atau sekitar Rp 5 miliar per hari. Untuk diketahui, ekspor gas ke Singapura seharusnya sudah
harus dilakukan mulai 1 Oktober. Jika hal ini tidak dilakukan, maka pemerintah
akan terkena denda.
â€ÂJika dari Lapangan Natuna
tidak kita alirkan, kita (kehilangan) revenue yang kalau dihitung kira-kira Rp
15 miliar per hari dan didenda Rp 5 miliar per hari,†paparnya.
Sementara itu, pengiriman gas
bumi ke PLN Jawa Barat sebesar 40 juta kaki kubik per hari yang setara dengan
6.000 barel BBM per hari, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 160-200 MW.
Dengan adanya gas ini, PLN akan dapat menghemat biaya operasi sebesar Rp 2-3 triliun
per tahun, yang diperoleh dari selisih harga pembelian BBM dan gas bumi.
â€ÂSemua pihak yang terlibat
dalam hal ini, sudah setuju pola swap
ini,†tambah Jero.
Gas yang dijual ke Singapura, terkontrak selama 17 tahun dengan harga US$ 17
per MMBTU. Sedangkan gas untuk PLN, untuk sementara kontraknya selama 2 tahun
dengan harga US$ 9 per MMBTU.
Selanjutnya, Menteri ESDM telah menginstruksikan kepada Dirjen Migas
Evita H. Legowo dan Kepala BP MIGAS R. Priyono untuk segera mengambil langkah-langkah
dan meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah swap
tersebut.
Untuk optimalisasi pemanfaatan gas bumi dalam negeri, pemerintah akan terus mendorong terbangunnya infrastruktur gas bumi baik melalui pipa maupun fasilitas terminal penerima gas bumi di daerah-daerah yang telah diprogramkan pada wilayah pertumbuhan ekonomi, sebagaimana direncanakan dalam MP3EI, maupun pada sentra-sentra industri yang telah ada.