Menteri ESDM Resmikan SPBG PGN di Bekasi


Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan nota kesepahaman pemanfaatan gas bumi antara PGN dan Perum Damri untuk penyediaan dan pemanfaatan gas bumi bagi bahan bakar bus dan truk milik Damri. Selain itu, nota kesepahaman PGN dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk mengembangkan infrastruktur dan memenuhi kebutuhan gas untuk transportasi dan industri di wilayah Kabupaten Sukabumi.

Penandatanganan nota kesepahaman lainnya adalah anak perusahaan PGN yaitu PT Gagas Energi Nasional dengan PT Jakarta Energi Utama, PT Zebra Energi dan PT Global Energi Miles.

Hadir dalam acara ini, Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoeghana,  Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro, Dirut PT PGN Hendi Prio Santoso dan para pejabat di lingkungan Kementerian ESDM serta wakil BPH Migas, Pemda DKI Jakarta, Sukabumi dan Bekasi.

SPBG di Pondok Ungu ini akan digunakan untuk kendaraan umum di wilayah Bekasi seperti taksi, angkot, bus Trans Jakarta dan kendaraan pribadi. SPBG dilengkapi dengan 2 dispenser yang masing-masing memiliki kapasitas penyaluran gas 1.000 meter kubik gas per hari. Satu dispenser melayani kendaraan besar seperti bus dan satu dispender melayani kendaraan kecil seperti taksi, angkot dan kendaraan pribadi. Setiap dispenser memiliki 2 nozzle untuk pengisian ke kendaraan.

Menurut Dirut PT PGN Hendi Prio Santoso, sebagai kawasan penyangga, pembangunan SPBG di Bekasi merupakan pengembangan infrastruktur PGN untuk mendukung Jakarta sebagai kota gas.

Pembangunan SPBG ini juga merespon tingginya lalu lintas kendaraan yang hilir mudik ke Jakarta setiap harinya sebesar 60% dari total warga Bekasi. "Sejalan dengan ini, penggunaan gas pada kendaraan di wilayah Bekasi diperkirakan akan terus tumbuh, sehingga tidak ada alasan untuk menunda penggunaan BBG terutama di sektor transportasi massa," tuturnya.

Ke depan, PGN akan membangun 16 SPBG dengan total investasi mencapai Rp 260 miliar. Rinciannya, 12 SPBG di wilayah Jawa Barat, 3 SPBG di Jawa Timur dan 1 SPBG di Riau. Seluruh SPBG tersebut rencananya akan beroperasi tahun 2014.

"SPBG di Riau ini rencananya untuk truk-truk yang tadinya menggunakan BBM, dikonversi menggunakan BBG," kata Hendi.

Sebelumnya, PGN juga telah membangun Mobile Refuelling Unit (MRU), terminal gas terapung (Floating Storage Regassification Unit/FSRU) dan jaringan pipa gas untuk mendukung konversi energi ke gas bumi.

Konversi BBM ke bahan bakar gas merupakan salah satu upaya pemerintah menekan subsidi BBM. Setiap tahun, kebutuhan BBM terus meningkat. Untuk tahun 2013, kuota BBM dipatok sebesar 48 juta KL dengan besaran subsidi hampir Rp 200 triliun. Akibat nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar, subsidi BBM diperkirakan meningkat menjadi Rp 250 triliun. Penggunaan bahan bakar gas akan memangkas beban subsidi karena harganya yang ekonomis yaitu Rp 3.100 per liter. Jauh lebih murah ketimbang Premium Rp 6.500 dan Solar Rp 5.500. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.