Dalam peresmian tersebut turut hadir Dirjen Migas Evita H
Legowo, Kepala BP Migas R. Priyono, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Farid
Wadjdy, Bupati Kutai Kertanegara Rita Widyasari, Walikota Balikpapan Imdaad Hamid dan Presiden Director General dan
GM Total E&P Indonesie Elizabeth Proust.
Menurut Proust, investasi yang dikeluarkan Total dan Inpex untuk
proyek-proyek yang diresmikan mencapai US$ 4,21 miliar atau sekitar Rp 38 triliun.
“Hingga 2017, kami berencana terus berinvestasi sebesar US$ 16,500 miliar (Rp
148 triliun) di PSC Mahakam. Setelah 2017, untuk mempertahankan produksi,
diperlukan investasi tambahan sebesar US$ 7 miliar (Rp 60 triliun),†katanya.
Proust menuturkan, proyek-proyek gas bertekanan rendah di Tunu dan Peciko ini
akan mampu mendorong produksi gas pada tekanan rendah sebanyak 1.900 mmscfd
dari total produksi gas Total yang mencapai 2.500 mmscfd.
Lapangan Tunu dan Peciko ini telah beroperasi beberapa tahun lalu. Produksi
lapangan Tunu dimulai pada 1990. Pengembangan fase 11 (Tunu 11) terdiri dari
instalasi fasilitas kompresi Low Presure (LP)
di Tunu Selatan dan Tunu Utara. Produksi Tunu 2011 dimulai pada akhir 2009.
Tunu fase 12 (Tunu 12) terdiri dari konstruksi 3 GTS dan well head platform yang terhubung
secara moduler ke fasilitas produksi dan test header. Ketiga GTS siap dibor
pada 2009. Sementara Tunu 13 merupakan penambahan 2 GTS dengan desain serupa
Tunu 12.
Sementara Peciko mulai berproduksi pada akhir 1990. Pengembangan Peciko fase 6
(Peciko 6) yang diresmikan Menteri ESDM adalah pengembangan instalasi fasilitas
kompresi LP dan modifikasi 6 well head
platform di Lapangan Peciko Blok Mahakam.