Dalam sidak di SPBU 31.10202 Jl Abdul Muis, Menteri ESDM sempat berbincang dengan Matsani, pengendara motor yang membeli 3 liter Premium. Menurut Matsani, dirinya tidak pernah mengalami kesulitan membeli BBM bersubsidi karena melakukan pembelian di berbagai tempat.
Usai berbincang dengan pengendara motor, di jalur kendaraan beroda empat, Menteri ESDM mendapati pengendara mobil Camry yang mengisi BBM bersubsidi 35 liter.
Sementara saat sidak di SPBU 34.10205 di Cideng Timur, Jero Wacik langsung mendatangi pengendara Nissan Xtrail berwarna silver. Ia sempat menegur pengendara perempuan tersebut yang membeli Premium sebanyak Rp 300.000. "Kenapa cantik-cantik kok pakai Premium,†ujar Jero Wacik sambil berseloroh.
Si pengemudi menjawab, dirinya baru akan menggunakan Pertamax tahun 2015. Mendengar jawaban tersebut, Wacik menimpali, “Kalau orang sudah punya mobil bagus, itu berarti orang menengah atas dan subsidi itu hanya untuk orang miskin,†katanya.
Dalam keterangan pers usai sidak Wacik memaparkan, penurunan kuota BBM bersubsidi dari 48 juta Kl menjadi 46 juta KL, membuat pemerintah melakukan pengendalian penggunaan BBM bersubsidi agar mencukup hingga akhir tahun. Namun dalam percobaan pengendalian ini, ternyata mengakibatkan adanya antrian di SPBU.
“Kami melihat perlu dilakukan adjustment atau perbaikan karena pemerintah diadakan untuk melayani rakyatnya. Kalau rakyat kesulitan, kami harus berpikir ulang untuk memperbaiki sistemnya,†ujar Wacik.
Untuk itulah, mulai Selasa (26/8) pukul 10.00 WIB, pemerintah telah memerintahkan PT Pertamina untuk menambah pasokan di SPBU-SPBU mengalami antrian. “Per hari ini, tadi jam 12 siang, saya sudah mendapat laporan dari 100% yang kemarin antrian-antrian panjang, tadi sudah tinggal 15% dan diperkirakan malam ini akan semua lancar,†imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri ESDM
kembali meminta masyarakat untuk tidak panik karena pasokan Premium mencapai 18
hari. Stok BBM non subsidi pun banyak tersedia. Meski demikian, ia tetap mengharapkan
masyarakat membeli BBM subsidi secukupnya atau tidak berlebihan. (TW)