Lapangan Rantau sendiri merupakan lapangan yang mature,
dimana sudah mengalami decline rate
yang cukup tinggi. Oleh karena itu,
tahap pengurasan lapangan rantau sudah pada
tahap secondary recovery
dimana pada tahap ini dilakukan waterflood
guna menjaga pressure reservoir sehingga dapat menambah recovery minyak.
“Untuk lapangan Rantau, produksi tambahan dari pemboran 120 BOPD sangat
besar karena lapangan Rantau memiliki angka penurunan produksi alami
sekitar 43% per tahun mengingat mayoritas sumur yang telah diproduksikan
sejak lama dan memiliki kadar air yang sangat tinggi. Selain itu, dalam
kegiatan pemboran sebelumnya hasilnya tidak menggembirakan, cenderung tidak
berhasil, banyak kendala di lapangan baik teknis maupun non teknis yang
mempengaruhi perolehan minyak maupun gas,†ujar Arya Dwi Paramita Pjs Public Relation
Manager PT Pertamina EP, dalam siaran pers.
Arya menambahkan, hasil produksi minyak
dari Field Rantau jenis sweet light crude dengan API 42-43 ini
dikirimkan ke Pangkalan Susu, untuk selanjutnya diolah ke Kilang Balikpapan dan
Kilang Cilacap. (TW)