Pulau Pemping, Dalam rangka memastikan Keselamatan Migas, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Migas melakukan inspeksi teknis dan pemeriksaan keselamatan terhadap setiap instalasi dan peralatan pada kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
Salah satu upaya memastikan Keselamatan Migas tersebut, Direktorat Jenderal Migas melalui Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas melakukan Inspeksi Keselamatan Hilir Migas pada Fasilitas PT. Transportasi Gas Indonesia (TGI) di Stasiun Pulau Pemping, Batam, Kepulauan Riau (31/10).
Kegiatan Inspeksi Keselamatan Hilir Migas tersebut dilakukan oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Migas selaku Kepala Inspeksi Noor Arifin Muhammad dengan didampingi Direktur Pamobvit Korsabhara Baharkam Polri, VP Operation Facilities Support HSSE PT Pertamina (Persero) dan Para Koordinator Pokja di lingkungan Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas, serta Direktur Utama, Direktur Operasi selaku Kepala Teknik dan Direktur Engineering PT. TGI.
Di sela-sela kunjungan Inspeksi Keselataman Hilir Migas tersebut, Noor Arifin Muhammad menyampaikan kunjungan inspeksi terutama untuk melihat fasilitas baru dari PT. TGI yaitu Mercury Removal Unit (MRU). “Ini adalah fasilitas baru yang dibangun karena adanya permintaan dari Singapura di mana kadar mercury yang disyaratkan harus di bawah 10 µg/Nm3. Dan kita sudah bisa memenuhi itu.”
PT. TGI sebagai Badan Usaha Pengangkutan Migas yang menyalurkan produksi gas, salah satunya dari Medco Grissik kepada konsumen akhir di Singapura melalui jalur pipa sepanjang 468 km. Dari informasi yang didapatkan, Konsumen di Singapura mensyaratkan kandungan mercury di dalam gas paling banyak 10 µg/Nm3.
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan baik dari Produsen maupun Konsumen Gas tersebut, PT. TGI membangun fasilitas MRU di Stasiun Pemping yang berdekatan dengan daerah Singapura, dengan tujuan untuk menyaring kandungan mercury pada limit maksimum 10 µg/Nm3.
Mengingat PT. TGI sudah membangun fasilitas MRU tersebut, “Pertama artinya kita sudah menjalankan bisnis secara internasional yang accepted. Jadi produk gas kita, yang dijual ke Singapura sudah dapat diterima dan memenuhi standar yang cukup tinggi,” jelas Noor Arifin.
“Kita lihat sendiri, dalam fasilitas MRU tersebut terdapat 3 (tiga) unit Mercury Guard Bed, dimana yang bekerja dua unit dan satu unit standby. Jadi kalau ada satu unit yang sedang maintenance, maka unit yang standby akan bekerja menggantikan unit yang sedang maintenance, sehingga tetap berjalan sesuai dengan desain dan kapasitas.”
“Kedua, pentingnya infrastruktur di dalam produksi minyak dan gas bumi khususnya instalasi pipeline yang gasnya itu dari beberapa sumber gas sehingga kita harus memastikan integrity dari pipeline tersebut untuk dapat mengalirkan gas secara aman dan andal sampai ke konsumen akhir. Nah yang kita pastikan keselamatan dan keandalannya sekarang adalah gas pipeline ke Singapura milik PT. TGI”, ungkap Noor Arifin.
PT. TGI sendiri memiliki jaringan pipa yang cukup panjang dari Duri, Grissik sampai ke Singapura, dan mengalirkan gas ke beberapa user yang sudah berkontrak di sepanjang jalur pipa tersebut. “Jadi tujuan kita adalah memastikan kesiapan infrastruktur penyaluran gas bumi yaitu pipa penyalur dan khususnya MRU. Selain itu juga, kita melihat langsung fasilitas PT. TGI yang berada di border/perbatasan Indonesia dan Singapura serta memastikan fasilitas tersebut dapat beroperasi dengan optimal, efektif dan efisien” tutup Noor Arifin.
Kegiatan Inspeksi Keselamatan Hilir Migas diakhiri dengan penyerahan Buku Atlas Keselamatan Migas dari Direktur Teknik dan Lingkungan Migas selaku Kepala Inspeksi Noor Arifin Muhammad kepada Direktur Utama PT. TGI Anak Agung Putu Bagus Putra dan Direktur Operasi PT. TGI selaku Kepala Teknik Razif Bin Mat.